London (ANTARA News/AFP) - Euro menguat terhadap dolar pada Senin waktu setempat, karena investor menyambut angka pertumbuhan Jepang yang lebih baik dari iperkiraan dan berita peningkatan tajam penjualan ritel AS ketika harga emas melompat ke rekor tinggi.

Laporan data yang meningkat dari Jepang dan Amerika Serikat mendorong para pedagang untuk pindah ke mata uang -- seperti mata uang euro -- yang dilihat sebagai lebih berisiko daripada safe-haven dolar. Ketika berita ini kurang menguntungkan, investor sering memilih untuk greenback.

Euro pada akhir hari perdagangan berada pada 1,4975 dolar setelah Jumat malam 1,4911 dolar di New York.

Sementara dolar diperdagangkan pada 89,30 yen, turun dari 89,66 yen.

Sebuah peningkatan tajam dalam penjualan mobil mendorong pembelanjaan ritel AS sebesar 1,4 persen pada Oktober, data pemerintah menunjukkan Senin, dalam tanda positif untuk perekonomian yang sangat bergantung pada kegiatan konsumen.

Departemen Perdagangan mengatakan penjualan ritel keseluruhan pulih dari penurunan 2,3 persen pada September, dalam data yang dibuat tidak stabil (volatile) oleh pemerintah untuk program "cash for clunkers" yang meningkatkan penjualan pada Agustus, sehingga mengakibatkan penurunan tajam pada bulan berikutnya.

"Laporan telah memperkuat kepercayaan investor dalam pemulihan ekonomi global membantu memicu kembali aset-aset berisiko rally," kata analis Lee Hardman dari Bank of Tokyo-Mitsubishi.

Selera risiko investor itu juga didorong oleh laporan bahwa Jepang menikmati pertumbuhan ekonomi terbaik di lebih dari dua tahun selama kuartal terakhir.

Ekonomi Jepang tumbuh 1,2 persen pada Juli-September dari kuartal sebelumnya 4,8 persen pada basis tahunan, pemerintah melaporkan. Itu kinerja terbaik sejak Januari-Maret 2007 dan kira-kira dua kali lebih cepat dari perkiraan.

"Laporan PDB menunjukkan bahwa kecepatan awal pemulihan di ekonomi Jepang melebihi ekspektasi," kata Hardman.

Karena dolar turun terhadap euro dan yen, harga emas mencapai tertinggi selama ini pada 1.136,72 dolar per ons.

"Peningkatan harga emas mengangkat permintaan untuk mata uang negara pengekspor komoditas seperti Australia terhadap dolar AS," kata Osao Iizuka, kepala perdagangan valas di Sumitomo Trust and Banking Co.

"Kemudia pemjualan dolar meluas keseluruh mata uang lainnya, menyebabkan euro menguat," katanya.

Komentar dari jurubicara kementerian perdagangan China yang menuduh Amerika Serikat melakukan proteksionisme cepat memperoleh bantahan dari pejabat senior Amerika Serikat yang berbicara di Beijing, mengatakan perang dagang tidak berada di kepentingan terbaik negara.

"Kami biasa melihat bahwa Amerika Serikat adalah sebuah penggerak inovasi. Tapi yang kita lihat sekarang adalah AS yang semakin protektif," kata kementerian perdagangan.

Juru bicara Yao Jian mengatakan kepada wartawan pada briefing rutin bulanan.

"Hal ini diperlukan untuk menciptakan sebuah stabilitas bagi perusahaan dan lingkungan dapat diprediksi, termasuk stabilitas ekonomi dan kebijakan devisa, untuk membantu ekonomi global tumbuh dengan mantap dan ekspor China pulih," katanya.

Yao menambahkan bahwa Amerika Serikat telah "terus" untuk membiarkan dolar jatuh "untuk meningkatkan daya saing" sambil menekan untuk apresiasi yuan.

"Ini merugikan pemulihan global dan tidak adil untuk permintaan mata uang lainnya untuk bangkit sambil membiarkan dolar terus merosot," kata Yao kepada wartawan.

Tetapi Sekretaris Perdagangan AS Gary Locke menegaskan bahwa Washington tidak berada pada yang salah.

"Amerika Serikat tidak terlibat dalam peningkatan proteksionisme," Locke mengatakan pada makan siang di Beijing.

Di London hari Senin, euro berpindah tangan pada 1,4975 dolar terhadap 1,4918 dolar pada akhir Jumat, 133,74 yen (133,57), 0,8917 pound (0,8937) dan 1,5091 franc Swiss (1,5093).

Dolar berdiri di 89,30 yen (89,66) dan 1,0077 franc Swiss (1,0117). Pound berada pada 1,6792 dolar (1,6693).

Di London Bullion Market, harga emas berdiri di 1.130 dolar per ons dari 1.104 dolar per ons Jumat lalu. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009