Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Seorang perwira keamanan senior tewas dalam ledakan ranjau, sementara tembak-menembak menewaskan dua prajurit Senin di Kashmir yang dikuasai India, kata sejumlah pejabat.

Polisi mengatakan, seorang deputi inpektur jendral Pasukan Keamanan Perbatasan India (FSB) tewas di sektor selatan Samba dekat perbatasan de fakto dengan Pakistan -- perwira berpangkat tertinggi yang tewas dalam beberapa tahun ini.

"Perwira itu berada di daerah tersebut untuk menilai keadaan setelah bentrokan tengah malam antara BSF dan militan," kata seorang polisi, yang menambahkan bahwa jeep perwira itu terkena ledakan ranjau yang menewaskannya dan mencederai tiga orang.

"Kami mencurigai militan memasang ranjau itu dan pergi kembali ke Pakistan," kata polisi yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.

Dalam insiden lain, dua prajurit dan seorang militan tewas dalam tembak-menembak di sektor utara Keran, kata juru bicara militer India Letnan Kolonel J.S. Brar kepada AFP.

Bentrokan itu terjadi dua hari setelah militer mengklaim telah menggagalkan upaya "penyusupan besar" dengan membunuh lima orang yang diduga gerilyawan di sebuah daerah yang berdekatan.

Militer mengatakan, militan berusaha melakukan penyusupan sebelum salju musim dingin menutupi wilayah yang biasanya digunakan oleh gerilyawan untuk memasuki Kashmir India.

"Itu merupakan upaya mati-matian militan untuk menyusup ke sisi perbatasan kami sebelum jalur tersebut tertutup salju," kata Brar.

Perbatasan de fakto itu memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan, dua negara berkekuatan nuklir yang mengklaim secara keseluruhan wilayah itu.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Serangan-serangan tahun lalu di Mumbai, ibu kota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November tahun lalu yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Perdana Menteri India Manmohanh Singh mengatakan pada pertengahan Juli bahwa perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu.

Pernyataan Singh itu tampaknya bertentangan dengan sebuah pernyataan bersama dengan PM Pakistan Yusuf Raza Gilani dimana kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa tindakan terhadap terorisme "tidak boleh dikaitkan" dengan proses dialog tersebut.

Dalam pernyataannya kepada media India, Singh mengatakan, "Harus ada upaya-upaya jujur serius untuk menjembatani kesenjangan yang memisahkan kedua negara itu."

Pada Agustus, Pakistan menjamin kepada India mengenai kerja sama penuh mereka dalam mencegah aksi teror baru setelah peringatan dari Singh bahwa militan di Pakistan sedang merencanakan serangan-serangan baru.

Perdana Menteri Pakistan itu juga berjanji melakukan segala sesuatu untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai ke pengadilan.

Pakistan telah menangkap lima orang yang dituduh terlibat dalam serangan itu, termasuk tersangka dalang Zakiduddin Lakhvi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009