Makassar (ANTARA News) - Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA lebih mengutamakan penyajian berita yang akurat dibanding berita yang ambisius.

"ANTARA tidak terlalu ambisius untuk didengar orang, tetapi apa yang disampaikan mengutamakan berita akurat," kata Direktur Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA (LPJA), Maria D Andriana saat membawakan materi jurnalistik tulis dan foto di aula pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas)) di Makassar, Sabtu.

Sekitar 50 mahasiswa yang didominasi mahasiswa pascasarjana (S2)jurusan komunikasi dan sastra barat Unhas, menghadiri "workshop" jurnalistik memperingati ulang tahun ke-72 ANTARA.

Juga hadir mahasiswa dari jurusan komunikasi (S1)dan lembaga pers Unhas, Universitas Fajar (Unifa), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, serta wartawan beberapa media cetak dan elektornik.

Menurut Maria, berita yang disiarkan ANTARA diarahkan untuk menciptakan suasana positif dan membangun masyarakat cerdas dan bijak melalui kalimat dan bahasa jurnalistik yang sopan menggunakan kaidah bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia kita masih muda, kita yang harus membesarkannya, mari kita gali lebih dalam, termasuk memperkayanya dengan menambahkan dari bahasa daerah," ucap Maria sembari mengharapkan media massa di Indonesia menghindari penggunaan istilah asing dalam bahasa jurnalistik.

Di samping itu ANTARA wajib menyiarkan berita bebas kesalahan data dan informasi, bebas kesalahan ketik dan ejaan, memperhatikan logika, serta tetap menjunjung tinggi kode etik wartawan Indonesia dan tidak melanggar hukum.

Menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswi yang menuding media turut memperkeruh sebuah konflik, Maria mengatakan, ANTARA selalu menghindari berita-berita konflik, termasuk yang menyangkut sara, kecuali kesenjangan sosial yang timbul akibat konflik seperti pengungsi.

"Dalam konflik di Ambon, Sambas, Sampit kami lebih melihat sisi kemanusiaannya seperti masalah pengungsi," ujarnya.

Salah seorang mahasiswa pascasarjana Unhas, Muslimin meminta kepada ANTARA agar membuka lapangan kerja dengan menempatkan wartawannya di setiap kabupaten di Indonesia.

"Dalam era keterbukaan informasi, media mengambil bagian dalam memperkenalkan bangsa ini keluar negeri, sehingga kehadiran ANTARA di daerah-daerah sangat dibutuhkan untuk memberikan pencitraan," ujarnya.

Muslimin menyebutkan berita maupun sinetron yang ditayangkan di TV swasta, bukanlah cerminan dari bangsa Indonesia sehingga ANTARA sebagai kantor berita nasional harus memegang peranan penting untuk menyampaikan yang sebenarnya ke halayak.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009