Jayapura (ANTARA) - Cekungan Air Tanah (CAT) yang terdapat di Papua cukup luas dan merupakan sumber daya alam yang potensial sebagai penyimpan air tanah, kata dosen jurusan Teknik Geologi, Universitas Sains dan Teknologi Jayapua (USTJ), Amos Hehanusa,ST.

CAT merupakan daerah aliran air tanah yang dibatasi faktor-faktor hidrogelogis, yaitu tempat semua kejadian hidrologi seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung, katanya di Jayapura, Minggu.

Berdasarkan hasil penelitian, Papua yang luasnya mencapai 421.981 kilometer persegi, terdapat 40 CAT yang menempati luas sekitar 262.870 kilometer persegi atau sekitar 62 persen dari total luas pulau paling timur Indonesia ini.

Di Provinsi Papua, CAT berjumlah 23, sedangkan selebihnya berada di Provinsi Papua Barat.

Lebih lanjut dia mengatakan, keberadaan CAT ini merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang terkandung dalam perut bumi Papua sehingga harus dipelihara dan dijaga kelestariannya.

Berdasarkan distribusi dan keberadaan wilayah administrasinya, CAT terbagi menjadi beberapa kelompok.

Pertama, CAT yang berada di dalam wilayah kabupaten. Untuk kelompok ini, di Pulau Papua, terbagi menjadi CAT Warsa dan CAT Biak yang berada di Kabupaten Biak Numfor.

Selanjutnya, terdapat CAT Pom, CAT Ansas, CAT Serui dan CAT Timur Samberbada di Kabupaten Yapen Waropen.

Sementara itu, di Kabupaten Nabire diidentifikasi terdapat CAT Nabire, CAT Legare dan CAT Ulawa. Sedangkan di Kabupaten Jayapura, ada CAT Hulu Sungai Senggi dan CAT Timur Arso.

Adapun di Kabupaten Jayawijaya, Amos mengatakan, teridentifikasi lima CAT, yakni CAT Wamena, Lereh-Leweh, Utara Bime, Mandala dan CAT Nalco-Bime.

Berikutnya, ada pula CAT yang terlampar di lintas batas kabupetan, yaitu CAT Parekebo, Warem-Demta, Taritatu dan Enarotali. Sedangkan CAT yang berada di lintas Provinsi Papua - Papua Barat adalah CAT Agamanan.

Bahkan, lanjut Amos, ada juga CAT yang berlokasi di lintas batas negara wilayah Indonesia dengan Papua Nugini, yaitu CAT Timika-Merauke dan CAT Jayapura.

Dengan penyebaran CAT Pulau Papua yang demikian luas, diharapkan kegiatan penyelidikan dan pemanfaatan atas sumberdaya alam ini dapat berjalan optimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

"Selain itu, menjaga lingkungan yang mendukung keberadaan CAT juga harus dilakukan semua pihak agar di kemudian hari tidak terjadi krisis air," kata Amos. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009