Nairobi (ANTARA News/AFP) - Sebuah kapal minyak besar Yunani yang dibajak perompak Somalia pada akhir pekan dibawa ke pantai negara Tanduk Afrika tersebut, Senin, kata seorang pejabat pelayaran Kenya kepada AFP.

Kapal Maran Centaurus dibajak bersama 28 orang awaknya di daerah sebelah timurlaut Seychelles pada Minggu dan diperkirakan tiba di lepas pantai Somalia "malam ini atau besok (Selasa) pagi", kata Andrew Mwangura, pejabat Program Bantuan Pelaut Afrika Timur yang berkantor di Kenya.

Perompak mungkin melabuhkan kapal besar itu di lepas pantai Hobyo atau Harardhere, sarang-sarang perompak di Somalia utara, kata Angkatan Laut Uni Eropa Atalante dalam sebuah pernyataan.

Maran Centaurus, yang diawaki sembilan orang Yunani, 16 Filipina, dua Ukraina dan seorang Romania, adalah sebuah Kapal Pengangkut Minyak Mentah Berukuran Sangat Besar (VLCC) dan sedang membawa minyak mentah dengan tujuan AS dari Arab Saudi, kata Mwangura.

Seorang wakil manajemen perusahaan Maran Tankers berkantor di Athena yang memiliki kapal itu mengatakan kepada AFP, belum ada kontak yang dilakukan dengan kapal itu sejak pembajakan tersebut.

Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan, tanki-tanki minyak kapal itu berkapasitas penuh, namun ia menolak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Itu merupakan pembajakan kapal minyak besar kedua dalam waktu setahun ini oleh perompak, yang mengejutkan dunia pelayaran pada 2008 ketika mereka membajak Sirius Star, kapal minyak dengan panjang 330 meter yang membawa minyak mentah yang diyakini bernilai sekitar 150 juta dolar.

Kapal itu dibebaskan setelah pembayaran yang tebusan jutaan dolar pada Januari, dua bulan setelah perompakan paling spektakuler itu pada tahun tersebut.

Mwangura mengatakan, Maran Centaurus relatif mudah disergap karena barang muatannya besar, kecepatannya lambat dan lambung terendam yang membuat kapal itu mudah dinaiki perompak.

Ia menambahkan bahwa enam perompakan dilaporkan terjadi dalam beberapa hari ini di daerah dimana Maran Centaurus dibajak -- 580 mil laut sebelah timurlaut kepulauan Lautan India.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang tahun lalu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009