New York (ANTARA News/AFP) - Dolar AS berada dalam tekanan pada Senin waktu setempat, karena investor menilai dampak dari krisis utang Dubai dan mencerna hasil tidak bersemangat hasil dari peluncuran belanja liburan Amerika Serikat "Black Friday".

Euro diperdagangkan pada 1,5005 dolar pada 2200 GMT terhadap 1,4987 dolar Jumat malam di New York.

Sementara itu, dolar di 86,28 yen, turun dari 86,52 yen pada Jumat.

Investor tetap gelisah setelah pengumuman Dubai minggu lalu bahwa perusahaan induk milik negara, Dubai World, akan membutuhkan enam bulan moratorium pembayaran utang.

Pengungkapan itu mengguncang pasar pasar, menimbulkan kekhawatiran bagi kesehatan ekonomi emirat dan menarik perhatian pada posisi berutang banyak beberapa negara maju lainnya.

Tetapi pengumuman pada Minggu bahwa bank sentral di Uni Emirat Arab, dimana Dubai merupakan salah satu bagian emiratnya, akan menyediakan likuiditas tambahan ke sektor perbankan negara-negara itu telah meredakan beberapa kekhawatiran.

"Bank sentral UEA mengirim pesan campuran tentang apakah mereka mau atau tidak akan berdiri di belakang utang Dubai utang, pada tulisan ini, ketakutan dampak signifikan atau penularan dari krisis utang Dubai telah memudar," kata Michael Malpede di Easy Forex.

Namun dia menambahkan bahwa konsensus pandangan "tampaknya adalah krisis utang Dubai ini lain dengan Lehman Brothers."

Namun, yang penting keterkaitan dolar dari emirat itu ke dolar AS mendorong kehati-hatian baru di antara pedagang.

"Sementara sikap Saudi terhadap pematokan dolar telah teguh," kata March Chandler dari Brown Brothers Harriman.

"Pada pertengahan November, pendekatan keranjang Kuwait dipandang positif sebagai alternatif pematokan dolar, tapi di akhir bulan, keinginan untuk menjatuhkan dolar tampaknya telah mendingin secara signifikan."

Camilla Sutton dari Scotia Capital mengatakan pasar mata uang berada di tepi. "Masalahnya belum dipecahkan, tetapi pasar jauh lebih percaya hari ini yang penularanny akan dibatasi dan akan ada beberapa dukungan bagi mereka di risiko," katanya.

"Reaksi pasar minggu lalu signifikan dan menyoroti betapa rapuh dan gugupnya investor."

Sutton mengatakan bahwa setelah laporan yang menunjukkan pengekangan pengeluaran pembeli Amerika pada Black Friday, dolar "di dalam kisaran terbarunya dan mempertahankan bias penurunannya."

Pada akhir perdagangan New York, dolar berdiri pada 1,0050 franc Swiss dari 1,0060 Jumat. Pound berada pada 1,6441 dolar setelah 1,6500.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009