Singkawang (ANTARA News) - Jari Lentik Bety (18), penghuni blok khusus wanita tahanan Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Singkawang, Selasa, dengan lincah "bermain" di atas selembar kertas karton berwarna kuning.

Ia tengah membuat sketsa gambar dari pensil tentang tiga orang yang tengah berdiskusi mengenai HIV/AIDS.

Sementara Ely (23), teman sekamarnya yang berambut hampir cepak, memperhatikan tindak-tanduk Bety yang tengah asyik menggambar.

Sedangkan Sima (41) sesekali menjelaskan apa yang perlu disampaikan dari gambar tersebut.

Bertepatan dengan peringatan Hari AIDS sedunia tanggal 1 Desember, para narapidana wanita di LP Klas II B Singkawang membuat majalah dinding sederhana terbuat dari selembar kertas karton mengenai "STOP HIV/AIDS".

Mereka ingin berpartisipasi dalam kegiatan tersebut yang dimotori Kantor Palang Merah Indonesia Kota Singkawang.

Bety, Ely dan Sima menjadi penghuni LP Klas II B Singkawang karena kasus narkoba. Golongan itu termasuk beresiko tinggi tertular virus HIV.

Sima sangat menyadari hal itu meski ia bukan pengguna narkoba yang membutuhkan jarum suntik.

"Sangat khawatir," kata Sima. Gara-gara narkoba jenis putau juga yang membuat ia terpaksa melepas status sebagai guru pegawai negeri sipil di SD Negeri 19 Sedau, Singkawang Selatan.

Ia divonis setahun sembilan bulan dan sudah menjalani kurungan sebelas bulan. Ely ditangkap polisi bersama dengan Sima. Wanita lulusan sekolah menengah kejuruan tersebut waktu itu juga pengguna putau.

Sementara Bety hanya sampai kelas II SMA karena keburu ditangkap polisi gara-gara narkoba. Ia divonis satu tahun penjara dan akan bebas Kamis (10/12) pekan depan.

Bety mula-mula mengenal narkoba jenis ganja ketika duduk di kelas 1 SMA. "Pengaruh teman-teman," kata gadis bertubuh jangkung ini.

Meski hidup dipenjara, bukan berarti menghalangi pergaulan mereka dari dunia luar seperti organisasi sosial nirlaba.

"Kami harus `support` pengidap HIV/AIDS, jangan kucilkan mereka," kata Sima menegaskan.

Sedangkan Ely dan Bety ingin menyampaikan apa yang mereka ketahui tentang HIV/AIDS.

Ely, Sima, Bety dan narapidana lainnya tidak tahu siapa yang akan membaca pesan mereka itu mengenai bahaya HIV/AIDS dan upaya pencegahannya.

Mereka hanya berharap kalangan beresiko tinggi HIV/AIDS di kota itu tidak bertambah banyak dan tidak menulari orang-orang terdekat yang tak tahu apa-apa.

Kata-kata "No Free Sex", Gunakan Kondom, Stop HIV/AIDS, akhirnya tertuang dalam majalah dinding a la narapidana wanita LP Klas II B Singkawang.

Data dari Global Fund Fight for AIDS Tubercolosis Malaria Kalbar, sebanyak 642 pengidap HIV positif ada di kota berjuluk "seribu kelenteng" itu. Sedangkan AIDS 313 orang dengan angka kematian 65 orang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009