Tirana, (ANTARA News) - Albania mengatakan, Rabu, negara itu siap untuk menerima lagi tawanan Teluk Guantanamo karena permintaan AS, tapi tidak akan menerima tawanan Uighur karena khawatir tindakan itu akan merusak hubungan dengan China.

"Saya menanggapi dengan positif permintaan pemerintah Amerika agar Albania menampung bekas tahanan dari Guantanamo, tapi bukan orang Uighur," kata PM Albania Sali Berisha, sebagaimana dikutip dari AFP.

Berisha, yang menyatakan ia telah menerima permintaan itu pada pertemuan Januari dengan Menlu AS Hillary Clinton, menambahkan bahwa hubungan dengan Beijing "penting sekali" dan tidak dapat dibahayakan dengan menerima orang Uighur.

Albania pada 2006 telah memberi suaka politik kepada lima orang Muslim Uighur China yang telah dibebaskan dari kamp penjara AS di Teluk Guantanamo di Kuba, meskipun ada penentangan dari China.

Beijing meminta orang-orang Uighur itu diserahkan kepada pemerintah China, dan melukiskan mereka sebagai anggota kelompok yang didaftar oleh PBB sebagai organisasi teroris.

Hubungan antara sebanyak delapan juta orang Uighur, yang berbahasa Turki di China, dan pemerintah negara itu telah tegang selama beberapa tahun.

Pada pekan pertama berkuasa, Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana untuk menutup kamp penjara Guantanamo dalam satu tahun tapi ia sejak itu mengakui bahwa ia tidak akan dapat memenuhi tenggat Januari 2010 tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009