Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menerjunkan sekitar 13.000 personel untuk mengamankan sejumlah aksi unjuk rasa pada peringatan Hari Antikorupsi di beberapa titik di wilayah Jakarta, Rabu (9/12).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mapolda Metro Jaya, Selasa, mengatakan aparat kepolisian itu bertugas mengawal aksi unjuk rasa agar berjalan tertib.

Boy menyatakan personel pengamanan aksi terdiri dari 9.000 orang yang bertugas pada hari itu dan 4.000 orang sebagai petugas cadangan yang dipersiapkan untuk membantu pengawalan aksi.

Boy menuturkan, beberapa elemen masyarakat sudah melaporkan rencana aksinya, berasal dari Arus Aliansi Rakyat untuk SBY, Serikat Pekerja Kereta Api, Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa, LSM Bima, Gerakan Indonesia Bersih, GMNI, GMKRI, Kompak, Unas, Gapura, serta Forum 77-78.

Terkait jumlah massa yang akan melakukan aksi, Boy belum bisa memperkirakan jumlah pengunjuk rasa karena elemen masyarakat yang akan demo tidak menyebutkan jumlah pengikutnya.

"Namun kami siap mengamankan sejak pengunjuk rasa pergi hingga aksi selesai," ujar Boy.

Boy berharap kelompok pengunjuk rasa bisa melakukan aksi secara tertib, aman dan mematuhi aturan yang berlaku agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang lainnya.

Boy mengatakan pihak kepolisian wajib memberikan pengamanan terhadap kelompok masyarakat pengunjuk rasa karena tertuang dalam aturan Undang-Undang dengan tujuan menjunjung tinggi nilai demokrasi.

Boy menyatakan polisi juga mempersiapkan sarana penunjang lainnya untuk pengamanan, seperti kendaraan water canon yang di tempatkan di lokasi unjuk rasa, sedangkan petugas yang siaga berasal dari Samapta, Pengendalian Masyarakat (Dalmas) dan Birmob.

Lokasi yang dijadikan tempat unjuk rasa, yakni depan Istana Merdeka Jalan Merdeka Utara, Bunderan Hotel Indonesia (HI), kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan dan depan gedung DPR.

Boy menambah pihak kepolisian juga bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membantu pengamanan saat aksi peringatan Hari Antikorupsi se-dunia tersebut.

"Tentunya pengamanan disesuaikan dengan kebutuhan tergantung perkembangan situasi dan kondisi di lapangan," kata Boy.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009