Kuala Lumpur (ANTARA News) - Minat Malaysia investasi di Indonesia tidak terpengaruh oleh pemberitaan di Indonesia yang seolah-olah sudah mau perang atau mengganyang negara jiran ini.

"Dari sisi Malaysia, investasi di Indonesia punya risiko politik yang rendah. Tidak ada dampak dari pemberitaan yang seolah-olah dua negara bertetangga ini akan perang terhadap minat Malaysia dan pebisnis Malaysia investasi di Indonesia," kata Menteri Keuangan ke-2 Malaysia Ahmad Husni Hanadziah, di Kuala Lumpur, Selasa.

"Banyak bank Malaysia membeli bank di Indonesia karena potensi bisnisnya besar," kata Ahmad Husni, dalam seminar "Merangka Kerjasama Ekonomi Malaysia-Indonesia Menghadapi Krisis Global "Peluang dan Tantangan dari Perspektif Media dan Perniagaan".

Misalkan Maybank dari Malaysia telah membeli BII, CIMB telah membeli Bank Niaga, dan sebelumnya banyak investor Malaysia masuk ke bisnis kelapa sawit di Indonesia, tambah Ahmad Husni.

"Dalam waktu 2006-2008, Malaysia telah investasi senilai 12,5 miliar ringgit (3,6 miliar dolar AS). Ini membuktikan keyakinan para pebisnis Malaysia dalam melihat ekonomi Indonesia," katanya.

Hal yang sama dikemukakan pula CEO Maybank Abdul Wahid Omar ketika menjalankan bisnis Celcom membeli XL di Indonesia, pertumbuhan bisnis XL maju pesat. Oleh sebab itu, ketika memegang CEO di Maybank melakukan hal yang sama yakni membeli bank BII, walau dengan harga tinggi, tapi yakin potensi bisnisnya sangat besar.

Sementara dalam pembukaannya, Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar mengatakan, seminar yang melibatkan tokoh-tokoh terkemuka dari kalangan usahawan dan media kedua negara ini dapat membangun hubungan dan komunikasi yang lebih baik antara Indonesia dan Malaysia.

Dirut Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf mengatakan, masih banyak agenda sosial-ekonomi yang harus dikerjakan antara Indonesia-Malaysia demi kemajuan dan kesejahteraan bersama kedua negara dan rakyatnya.

Dalam seminar yang diselenggarakan oleh KBRI Kuala Lumpur Bridge Asia yang menampilkan para pembicara dari pelaku bisnis dan media massa di antaranya CEO Maybank Abdul Wahid Omar, Dirut Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf, CEO Media Prima Holding Johar Jaafar, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad, Pemred Harian The Star Wong Chun Wai, dan ketua dewan kehormatan PWI Tarman Azzam. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009