Jakarta (ANTARA News) - Kekhawatiran mengenai demo besar-besaran memperingati hari antikorupsi sedunia pada Rabu, membuat investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjual saham-saham unggulan sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi.

Beruntung, tekanan jual hanya membuat IHSG BEI turun tipis 2,59 poin (0,10 persen) ke posisi 2.481,30, sedangkan indeks LQ-45 melemah 1,240 poin (0,25 persen) menjadi 490,678.

Menurut analis riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, sejak beberapa hari sebelumnya investor sudah cukup cemas menanti aksi demo besar-besaran memperingati hari anti korupsi yang dipusatkan di Monumen Nasional Jakarta.

"Saham BUMI yang biasanya aktif saat diberitakan memperoleh pinjaman kali ini cenderung bertahan. JPMorgan diketahui memberi pinjaman sebesar USD150 juta dolar AS," katanya.

Ia menambahkan, sentimen global berubah sangat cepat setelah Moody`s mempertanyakan kekuatan peringkat triple A atas mata uang dollar AS karena kondisi keuangan Amerika dianggap semakin memburuk.

Faktor lain, lanjutnya, yang memicu investor untuk menarik dana mereka dari asset berisiko tinggi adalah turunnya peringkat utang Yunani oleh Fitch Rating dan kemungkinan akan disusul oleh S&P.

"Kemudian laporan kerugian sebesar 3,65 miliar dolar AS dari Nakheel, anak perusahaan Dubai World yang bergerak dibidang properti," ujarnya.

Penguatan dolar akan menekan harga komoditas dan dapat memicu investor melakukan penjualan hari ini sehingga IHSG pun akan kesulitan bertahan.

Volume perdagangan sepanjang hari ini mencapai 3,249 miliar saham senilai Rp2,139 triliun yang dihasilkan dari 71.617 kali transaksi. Dari seluruh saham aktif 106 diantaranya menguat, 81 saham ditutup melemah, dan 63 harganya tidak bergerak.

Saham-saham unggulan yang menyumbang penurunan indeks antara lain, Indo Tambang (ITMG) turun Rp350 ke Rp28.550, Indocement (INTP) turun Rp300 ke Rp12.200, Telkom (TLKM) turun Rp200 ke Rp9.200, Unilever (UNVR) turun Rp100 ke Rp11.200, dan Astra International (ASII) turun Rp750 ke Rp33.100.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009