HONG KONG, 11 Desember (ANTARA/Media OutReach-AsiaNet) -- Perusahaan hendaknya menjadi lebih canggih dan yakin dalam perjanjiannya dengan media sosial yang tumbuh pesat di China jika mereka akan mempengaruhi kebijakan dan berkembang secara komersil, demikian Laporan Resmi yang dikeluarkan oleh Edelman dan majalah PublicAffairsAsia hari ini.

Menyusul survei profesional urusan publik (PA) dan diskusi informal di Beijing, Laporan Resmi "Naga dan Tikus: Media Sosial dan Urusan Publik di China" melaporkan bahwa media sosial dianggap sebagai media komunikasi yang paling berpengaruh di China. Kajian tersebut juga menandakan bahwa para eksekutif bidang PA meyakini blog, papan buletin dan media sosial lain akan semakin penting "untuk perusahaannya" dalam 12 bulan mendatang.

Laporan Resmi ini memperdebatkan para pemimpin bisnis dan praktisi PA di tingkat senior harus menganuti kebijakan pro-aktif keterlibatan dengan 181 juta blogger China. Sementara ia menekankan terdapat risiko nasionalisme dan sensasionalisme, laporan tersebut menyimpulkan bahwa beralih ke strategi menyinggung di China akan membantu perusahaan, NGO/LSM dan pemerintah membentuk opini, mempengaruhi kebijakan dan memperoleh hasil-hasil pengaturan.

Temuan penting Laporan Resmi eksklusif ini adalah:

* Mayoritas profesional bidang PA (66%) meyakini media sosial adalah media yang paling berpengaruh di China.
* Perusahaan multinasional Barat di China tetap berhati-hati sebagai akibat dari ketidakmampuan mengontrol pesan dalam media sosial.
* Mayoritas mereka yang mengembangkan strategi urusan publik dan media sosial belum mengevaluasi dampaknya.
* Beralih dari strategi PA dan media sosial yang defensif ke strategi PA dan media sosial ofensif merupakan tantangan penting yang dihadapi oleh perusahaan multinasional, SOE dan perusahaan China.

Mengomentari laporan tersebut, Presiden Edelman Asia Pasifik, Alan VanderMolen, berkata: "Sementara China mengimbangi menjadi kekuatan global melawan seruan lantang di dalam negeri untuk ikut serta dalam berbagai dialog transparan mengenai kebijakan, implikasinya berjangkauan jauh bagi perusahaan dalam dan luar negeri, bagi media dalam dan luar negeri dan bagi pemerintah itu sendiri."

Craig Hoy, Direktur Eksekutif PublicAffairAsia, menambahkan: "Bahkan media yang paling sosial pun sadar profesional bidang urusan publik seringkali tertinggal. Tantangannya adalah beralih dari strategi defensif ke strategi ofensif, sementara mempertahankan kontrol pesan dalam mengupayakan hasil-hasil kebijakan, legislatif atau pengaturan yang dikehendaki."

Laporan resmi ini dapat diunduh di PDF dari: http://www.bluedzine.com/clients/paa/edelmanwhitepaper.pdf

SUMBER: PublicAffairsAsia

Kontak: Edelman: Alan VanderMolen
+852 9260 6274

PublicAffairsAsia
Craig Hoy
+66 8483 79403

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009