Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di hadapan pers memutar rekaman gambar video suasana rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) saat membahas Bank Century.

Pemutaran video dalam jumpa pers di Jakarta Minggu siang itu dilakukan menyusul tudingan adanya rekaman Menkeu Sri Mulyani dengan mantan komisaris Bank Century Robert Tantular.

Dalam rekaman gambar yang berdurasi sekitar tiga menit itu terlihat Ketua KKSK yang sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani duduk bersebelahan dengan Gubernur Bank Indonesia waktu itu, Boediono, memimpin jalannya rapat.

Kemudian juga beberapa anggota KKSK seperti Marsilam Simanjuntak (mantan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R), Arif Surowijoyo (konsultan hukum), Mulya Nasution (Sekjen Depkeu) dan Raden Pardede.

Sementara Rober Tantular yang selama ini diduga bertemu Menteri Keuangan tidak nampak dalam ruangan rapat KKSK.

Dalam kesempatan itu Sri Mulyani dengan tegas membantah melakukan pembicaraan dengan Robert Tantular salah satu pemilik Bank Century.

"Saya tidak melakukan komunikasi dalam bentuk apa pun. Saya tidak pernah ditelepon dan menelepon, saya tidak kenal dan tak pernah bertemu dengan orang yang namanya Robert," tegasnya.

Selain memutarkan rekaman gambar suasana rapat KKSK yang berlangsung sekitar pukul 00.12-04.30 Wib pada 21 November 2008 lalu Menkeu juga melakukan rekontruksi mengenai rapat tersebut di depan banyak media.

Dalam rekonstruksi tersebut diperlihatkan keberadaan Robert Tantular yang saat ini berada di lantai 1 Gedung Djuanda Depkeu sementara rapat berlangsung di lantai 3.

Menyinggung bocornya rekaman rapat KSSK tentang penyelamatan Bank Century menimbulkan teka-teki bagaimana hal itu bisa terjadi Sri Mulyani mengungkapkan, selain Depkau ada pihak lain yang memiliki rekaman rapat tersebut yakni Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Hal itu terkait dengan posisi BPK yang melakukan proses investigasi kasus Bank Century sebelumnya.

"Yang punya rekaman itu diluar dari Depkeu adalah BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," katanya.

Namun Sri Mulyani mengatakan tidak tahu menahu mengapa rekaman tersebut jatuh ke tangan anggota pansus angket dalam hal ini Bambang Soesatyo.

Selain itu mengenai langkah selanjutnya terhadap tindakan Bambang Soesatyo, Sri Mulyani akan mempertimbangkan langkah hukum.

"Apakah saya akan melakukan langkah selanjutnya. Saya akan tetap mempertimbangkan hal itu," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009