Pacitan (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan mensinyalir adanya gerakan sistematis yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ada upaya-upaya dari pihak-pihak tertentu untuk menjegal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Ramadhan Pohan disela kegiatan serap aspirasi masyarakat di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Minggu.

Salah satu isu paling hangat dan kini menjadi pusat perhatian dalam kancah perpolitikan nasional adalah masalah dugaan skandal Bank Century.

Ramadhan Pohan menuding isu Bank Century telah dipolitisasi oleh kelompok kepentingan tertentu yang kemudian diwujudkan dengan membangun konspirasi bersama.

"Indikasinya bisa dilihat dari tuntutan mereka agar Wakil Presiden Budiono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani turun dari jabatannya," kata Pohan.

Upaya pelemahan terhadap legitimasi pemerintahan SBY juga ditengarai Ramadhan Pohan dalam kasus KPK.

Meski tidak secara langsung menyerang Presiden SBY, isu perseteruan antara Polri dengan KPK yang telah dipolitisasi tersebut sangat mempengaruhi kepercayaan publik pada pemerintah.

Gerakan yang dilakukan secara sistematis oleh sejumlah kelompok kepentingan yang tidak diurai secara spesifik oleh Ramadhan Pohan itu tidak hanya berpengaruh dalam negeri, tetapi juga berimbas ke luar negeri.

Salah satu target yang "dibidik" para politisi oposisi tersebut adalah supaya program kerja 100 hari yang sudah di susun pemerintah tidak berjalan efektif.

Misalnya, program "national summit" di bidang ekonomi. Ujung-ujungnya, capaian kinerja tidak sesuai harapan dan akan dianggap gagal.

"Belum satu bulan menjabat jadi presiden, ada pihak-pihak yang kecewa kemudian menggalang dukungan rakyat agar tidak percaya pada kinerja pemerintah," katanya.

Khusus menyangkut dugaan skandal Bank Century, Ramadhan Pohan meminta pada semua pihak untuk tetap taat aturan.

Maksudnya, kata Ramadhan Pohan, supaya pihak-pihak yang berkepentingan dengan kasus ini tetap mengedepankan azas praduga tidak bersalah, tidak membuat pernyataan fitnah, ataupun mencemarkan nama baik pejabat tertentu serta Partai Demokrat.

Terkait penggalangan opini melalui dunia maya seperti "facebook", "twitter", dan sebagainya penasehat Forum Harmoni Nusantara (FORSAS) yang juga berlatar belakang jurnalis ini menyatakan tidak terlalu merisaukan.

Dia yakin bahwa di era keterbukaan seperti sekarang memang sudah tidak ada lagi yang harus di tutup-tutupi.

"Apapun akan terbuka di masyarakat. Masyarakat akan menilai sesuatu sesuai hati nurani. Saya pribadi sangat berharap tumbuh kekritisan masyarakat untuk mencermati masalah-masalah kebangsaan yang bermunculan belakang ini," pungkasnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009