Surabaya (ANTARA News) - Industri telekomunikasi pada tahun 2010 diyakini prospektif karena masih luasnya pasar potensial yang belum dibidik oleh para pelaku di sektor tersebut.

"Besarnya pasar yang belum digarap semisal di segmentasi pasar pertanian, musik, dan `messaging`," kata "Product Manager" PT Nokia Indonesia, Legi Soegianto, saat ditemui ANTARA, dalam pengenalan Nokia Life Tools di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, pertanian merupakan andalan bagi perekonomian nasional. Di Jawa Timur, sektor ini mendominasi 44,8 persen dari total lapangan pekerjaan utama penduduk.

"Upaya ini, menyusul kesuksesan layanan konten Nokia Life Tools di India yang memberikan manfaat dan informasi penting langsung ke telepon seluler para petani di sana," ujarnya.

Ia optimistis, layanan ini dapat meningkatkan kualitas, kuantitas hasil panen. Upaya tersebut diharapkan bisa menambah daya tawar para petani baik di pasar nasional maupun internasional.

"General Manager" PT Nokia Indonesia, Bob McDougall, menyatakan, layanan tersebut tersedia bagi konsumen mulai bulan ini. Namun, pada tahap awal layanan pertanian untuk pasar di Pulau Jawa dan Sumatera.

"Layanan itu menyediakan informasi komoditas seperti bibit, ternak, hortikultura, dan perikanan. Konsumen dapat berlangganan tiga macam komoditas yang sering ditanam di wilayah mereka," katanya.

Ia menyebutkan, layanan itu juga berisi informasi seperti prakiraan cuaca, harga komoditas, berita, dan tips seputar pertanian.

"Selain itu, kami menawarkan layanan pendidikan dan hiburan yang tersedia secara nasional," katanya.

Dalam layanan pendidikan, ia mengaku, konsumen dapat belajar bahasa Inggris, pengetahuan umum, hingga persiapan ujian bagi siswa SMP dan SMA. Sementara itu, layanan hiburan meliputi berita, musik, komik, humor, astrologi, dan resensi film. Konten tersebut tersedia secara berlangganan.

"Tarif per konten per hari cukup terjangkau hanya Rp1.000,00. Kami berharap, layanan ini dapat membantu masyarakat kalangan menengah ke bawah yang ingin mempunyai akses informasi tanpa batas," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009