Yogyakarta (ANTARA News) - Jajanan anak yang dijajakan di sekolah dasar (SD) di Yogyakarta banyak mengandung bahan kimia, sehingga membahayakan kesehatan, kata Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Endang Koesnadi.

"Sebanyak 26 jenis jajanan anak sekolah dari 130 sampel yang diuji BPPOM DIY tidak memenuhi syarat, karena mengandung bahan kimia yang membahayakan kesehatan di antaranya rhodamin B, formalin, dan boraks," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, bahan-bahan kimia tersebut jika sering dikonsumsi dalam jangka lama dapat menyebabkan karsinogen yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit, di antaranya kanker.

Jajanan yang mengandung rhodamin B terdapat pada arum manis dan sirup, sedangkan mi basah mengandung formalin. Untuk jajanan cilok banyak yang mengandung boraks.

Ia mengatakan, hasil itu didapat selama dua minggu terakhir sejak 2 Desember 2009. Itu pun baru dilakukan di 40 SD, belum seluruh sekolah yang ada di kota dan kabupaten di DIY.

"Kami melakukan inspeksi mendadak dengan menggunakan mobil laboratorium keliling ke sekolah-sekolah. Saat itu juga kami mengambil sampel makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya dan langsung diuji di mobil laboratorium," katanya.

Menurut dia, jika jajanan yang ditemukan terbukti mengandung bahan berbahaya, maka pedagang dan sekolah langsung diberi pembinaan.

"Jajanan yang diuji BBPOM tidak hanya yang dijual di kantin sekolah, tetapi juga yang dijual para penjual makanan di luar gerbang sekolah," katanya.

Ia mengatakan, dalam jajanan itu tidak hanya ditemukan bahan kimia berbahaya, namun banyak ditemukan bakteri mikrobiologis akibat proses produksi yang tidak memperhatikan kebersihan.

"Jajanan anak sekolah secara mikrobiologis banyak mengandung kuman, sehingga bisa membahayakan kesehatan. Untuk itu, orang tua diminta mengawasi ketat anaknya jika jajan di sekolah," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009