New York (ANTARA News/Reuters) - Harga minyak dunia jatuh secara luas pada Kamis waktu setempat, karena penguatan dolar dan kenaikan klaim pengangguran AS, namun minyak mentah berjangka AS untuk Januari relatif bertahan pada saat cuaca dingin mencengkeram timur laut Amerika Serikat dan sebuah unit minyak mentah Kanada mengurangi produksinya setelah kebakaran.

Sementara dolar meningkat ke tertinggi dalam lebih dari tiga bulan terhadap euro, menyeret turun harga minyak, minyak mentah AS untuk Januari memperoleh kembali penurunannya menjadi berakhir hampir tidak berubah.

Harga minyak mentah AS, jenis light sweet, didukung oleh pengurangan produksi di sebuah ladang minyak Suncor Energy Canadian karena perbaikan fasilitas, yang dapat membantu mengurangi persediaan minyak mentah yang tinggi di Amerika Utara.

"Ini akan membantu pasar minyak mentah di kawasan Cushing (di mana minyak berjangka AS dikirim)," kata Carl Holland dari Energy Trading Solutions LLC di Connecticut.

Minyak mentah AS jenis light sweet untuk pengiriman Januari, yang berakhir pada Senin, relatif bertahan hanya turun tipis satu sen menjadi 72,65 dolar per barel, setelah jatuh mendekati 71 dolar. Minyak berjangka AS untuk pengiriman bulan berikutnya jatuh lebih tajam.

Minyak mentah berjangka jenis Brent North Sea untuk pengiriman Februari merosot 92 sen per barel menjadi menetap di 73,37 dolar.

Minyak mentah AS untuk pengiriman jangka dekat ini juga didukung oleh prospek untuk musim dingin yang akan meningkatkan permintaan bahan bakar pemanas di timur laut AS .

Layanan Cuaca Nasional untuk 10-hari meramalkan minggu ini disebut untuk musimnya cuaca dingin di sebagian besar Amerika Serikat timur, daerah terbesar konsumen minyak pemanas di dunia.

Cuaca dingin membantu menutup kekhawatiran pedagang minyak tentang meningkatnya klaim pengangguran yang dapat merusak ekonomi AS "rebound".

Jumlah pekerja AS yang mengajukan aplikasi baru untuk asuransi pengangguran tiba-tiba naik minggu lalu.

Pasar saham Amerika jatuh karena para investor mencari "safe-havens" dan dolar mencapai tertinggi dalam tiga setengah bulan terhadap euro. Penurunan saham dan dolar yang lebih kuat biasanya membuat harga minyak melemah.

"Penguatan dolar akan menjadi cukup signifikan hari ini untuk menekan harga," kata John Kilduff, dari Round Earth Capital di New York.


Fundamentals kedepan

Sementara data ekonomi dan arah dolar AS sering mendikte arah minyak tahun ini, dasar yang menegaskan kembali diri mereka sendiri, setelah data pemerintah menunjukkan bahwa penurunan stok minyak mentah AS minggu lalu dua kali lipat perkiraan.

"Beberapa tekanan jual mereda," kata Gene McGillian, analis di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Stok distilat yang termasuk diesel dan minyak pemanas, turun 2,9 juta barel minggu lalu, jauh melebihi perkiraan untuk turun 600.000 barel. Analis mengatakan mereka mungkin jatuh lebih lanjut karena musim dingin AS.

Pada sisi pasokan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memompa sekitar sepertiga dari minyak dunia, secara luas memperkirakan akan mempertahankan produksinya tak buruha dalam pertemuan mereka di Angola untuk membicarakan kebijakan produksi pada 22 Desember.

Energy Suncor Inc mengatakan Kamis, akan mengurangi produksinya pada salah satu perbaikan fasilitas ladang minyaknya di Provinsi Alberta Kanada, hingga 150.000 barel per hari, atau setengah dari kapasitasnya, untuk dua empat minggu setelah kebakaran di kilang tersebut pada Selasa.

Pengurangan produksi tersebut memiliki efek terbatas pada harga minyak dunia, tetapi membantu untuk memperkuat harga minyak mentah AS jangka dekat, karena bisa berarti beberapa minyak mentah yang kini terakumulasi dengan cepat di Midwest AS akan ditarik turun, kata pedagang.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009