Jakarta (ANTARA) - Pada masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-19, para ahli kesehatan mengingatkan agar anak-anak bisa mendapatkan waktu tidur yang cukup salah satunya demi menjaga sistem kekebalan tubuhnya.

Dokter spesialis anak, Mesty Ariotedjo menyoroti banyaknya anak yang waktu tidurnya larut karena merasa cemas karena COVID-19, padahal kondisi ini justru bisa membuat mereka semakin cemas.

"Banyak anak di era pandemi COVID-19 waktu tidur mundur karena dia cemas, banyak bermain gadget. Kurang waktu tidur meningkatkan cemas," kata dia talk show daring Tokopedia x Parentstory Online Fair, Kamis.

Rasa cemas yang terus menerus dan stres dapat melemahkan sistem kekebalan sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi virus dan penyakit, termasuk COVID-19.

Baca juga: Suara ibu lebih efektif bangunkan anak ketimbang detektor asap

Baca juga: Alasan mengapa anak-anak harus tidur nyenyak di malam hari


Menurut Mesti bukan perkara pukul berapa sebaiknya anak tidur pada malam hari, tetapi teraturnya waktu tidur anak setiap malam dan ini disesuaikan berdasarkan usia anak.

"Rekomendasi jam berapa sampai jam berapanya tidak ada, tetapi yang penting anak tidur teratur setiap malam. Jam nya harus sama, jadi bangunnya juga sesuai. Tergantung usia, anak usia 1-9 tahun biasanya 1-2 jam tidur siang, 9-10 jam tidur malam," ujar dia.

Jika orang tua ingin mengajarkan anak mulai tidur malam pukul 21.00 sebaiknya sekitar sejam sebelumnya sudah membantunya mempersiapkan tidur, seperti mengajaknya ke kamar pukul 20.00, memakaikannya piyama, menggosok gigi.

Selain berperan untuk menjaga kekebalan tubuh, tidur malam yang cukup dan berkualitas juga bisa mengoptimalkan pertumbuhan anak.

"Anak mendapatkan tidur agak panjang karena di malam hari menstimulasi hormon-hormon pertumbuhan. Agar pertumbuhan optimal, tidur malamnya harus bagus. Bangunnya tergantung kebiasaan di rumah. Mau (bangun) jam 5 pagi, jam 7-8 malam (anak harus) sudah tidur," tutur Mesty.

Mesty menambahkan, mengajarkan anak tidur malam lebih cepat misalnya juga sebenarnya membantu orang tua bisa tidur tidak terlalu larut sekaligus memungkinkan mereka me-time.

Baca juga: Kenali perbedaan mimpi buruk dan teror tidur pada anak

Baca juga: Penyebab gangguan tidur pada anak

Baca juga: Konsumsi ikan agar anak tidur nyenyak dan IQ lebih tinggi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020