Soreang (ANTARA News) - Korban banjir bandang di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hingga Jumat siang masih membersihkan rumahnya dari sampah sisa banjir yang merendam sekitar 4.000 rumah warga.

"Saya baru mengalami banjir sebesar yang terjadi Kamis malam. Saya benar-benar shock," kata Karyana, warga Desa Majakerta, Kecamatan Majalaya, Jumat.

Banjir yang disertai lumpur tersebut, diawali guyuran hujan deras sekitar 3 jam di sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya, Kamis (24/12), hingga merendam sekitar 4000 rumah Kecamatan Majalaya, Ibun, dan Kecamatan Paseh.

Kecamatan Majalaya tercatat sebagai kawasan yang paling terkena dampak banjir yang dinilai lebih parah dibandingkan peristiwa serupa yang terjadi di Majalaya pada 1997.

Ribuan warga yang terkena banjir berasal dari dari lima Desa yakni Desa Majalaya, Majakerta, Majasetra, Biru dan, Desa Sukamaju. Sedangkan jumlah rumah yang terendam di Kecamatan Majalaya mencapai 1726 rumah.

Rata-rata ketinggian air di lima Kecamatan ini mencapai 1,20 meter sampai 1,50 meter. Tiga Desa yakni Majalaya, Majakerta dan Sukamaju tercatata sebagai kawasan paling parah terkena banjir.

Di kedua desa ini sedikitnya sekitar 53 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa harus di evakuasi ke salah satu sekolah. Menurut Karyana, air kiriman dari Kecamatan Pacet, Kertasari, dan Kecamatan Ibun.

Air mulai meluap sekitar pukul 17:30 WIB. ?Datangnya air yang disertai muatan lumpur cukup cepat, sekitar 15-20 menit ketinggianya sudah mencapai sekitar 30 cm, kata Karyana.

Camat Majalaya, Yiyin Sodikin mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya maksimal, terutama dalam mengevakuasi warga korban banjir. "Seluruh kekuatan Koramil diterjunkan dibantu lima petugasa Tagana," ujar Yiyin.

Menurut Yiyin ketinggian air paling parah terjadi di sekitar kawasan alun-alun Majalaya, dengan ketinggian air sekitar 1,5 meter atau hampir sebatas bahu orang dewasa.

Tentang distribusi bantuan seperti obat-obatan, makanan, dan selimut, terutama untuk kawasan yang masuk titik terparah, menurut dia kemungkinan besar baru bisa dilakukan pagi ini, akibat lumpuhnya akses jalan.

Lebih lanjut Yiyin mengatakan banjir yang merendam sebagian besar kawasan di Kecamatan Majalaya itu lebih parah dibandingkan peristiwa banjir pada 1997.

Hingga pagi,belum diketahui secara pasti jumlah rumah yang terendam dan warga korban banjir di Kecamatan Paseh dan Ibun. Namun menurut salah seorang petugas Tagana, Desa Tanggulun jadi wilayah terparah yang terkena banjir di Kecamatan Ibun.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009