Teheran (ANTARA News) - Televisi Iran mengatakan, Minggu, empat orang tewas dan sekitar 300 ditangkap dalam protes anti-pemerintah di Teheran.Salah satu yang tewas adalah keponakan pemimpin oposisi Mirhossein Mousavi, Ali Habibi Mousevi, yang dibunuh oleh "penyerang-penyerang tak dikenal", kata televisi berbahasa Inggris Press TV.

Polisi membantah laporan-laporan media asing bahwa pasukan keamanan membunuh sejumlah pemrotes, kata Press TV.

Lembaga siaran pemerintah IRIB mengutip seorang pejabat tinggi kepolisian yang mengatakan, sekitar 300 orang ditangkap selama protes anti-pemerintah di Teheran pada Minggu.

Situs-situs oposisi mewartakan bahwa delapan orang tewas ketika puluhan ribu orang berdemonstrasi di berbagai penjuru Iran selama peringatan keagamaan Syiah.

Kekerasan itu merupakan yang terburuk sejak meletusnya pergolakan politik pasca pemilihan presiden yang dipermasalahkan pada Juni lalu.

Mousavi dan Mehdi Karroubi, dua calon presiden yang kalah dalam pemilihan itu, tetap bersikeras bahwa pemilihan presiden pada Juni dicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan.

Protes besar berkobar sejak itu dan sejumlah besar orang ditangkap.Lebih dari 100 reformis senior, aktivis, wartawan dan yang lain yang ditangkap setelah pemilu Juni itu masih berada di dalam penjara dan telah disidangkan, atas tuduhan mengobarkan kerusuhan di jalan. Oposisi mengecam persidangan itu.

Termasuk yang diadili adalah pegawai-pegawai kedutaan besar Inggris dan Perancis serta seorang wanita Perancis yang menjadi asisten dosen universitas.

Sejauh ini sudah lima orang yang dijatuhi hukuman mati dan 81 orang divonis hukuman penjara hingga 15 tahun.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam protes itu dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Ahmadinejad dan mengumumkan bahwa pemilihan itu sah, meski dipersoalkan banyak pihak.

Kubu garis keras di Iran menuduh para pendukung oposisi, yang turun ke jalan-jalan untuk memprotes pemilihan kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai presiden, didukung dan diarahkan oleh kekuatan-kekuatan Barat, khususnya AS dan Inggris.

Para pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan yang meningkat atas kerusuhan itu, yang telah mengguncang pilar-pilar pemerintahan Islam dan meningkatkan kekhawatiran mengenai masa depan negara muslim Syiah itu, produsen minyak terbesar keempat dunia.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang telah membawa Iran ke arah benturan dengan Barat selama masa empat tahun pertama kekuasaannya dengan slogan-slogan anti-Israel dan sikap pembangkangan menyangkut program nuklir negaranya, dinyatakan sebagai pemenang dengan memperoleh 63 persen suara dalam pemilihan tersebut.

Para pemimpin Iran mengecam "campur tangan" negara-negara Barat, khususnya AS serta Inggris, dan menuduh media asing, yang sudah menghadapi pembatasan ketat atas pekerjaan mereka, telah mengobarkan kerusuhan di Iran.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009