Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) Setya Novanto menegaskan bahwa fraksinya tidak akan menggunakan data dalam buku "Membongkar Gurita Cikeas" karya George Junus Aditjondro yang belum diuji kebenarannya dalam kasus Bank Century.

"Fraksi Golkar tentu sangat hati-hati dan tak akan menggunakan sembarang data, apalagi data dari buku `Membongkar Gurita Cikeas` belum diuji kebenarannya," katanya di Jakarta, Senin.

Menurut dia, FPG selama ini dalam berargumentasi selalu menggunakan data-data dari sumber-sumber resmi, seperti BPK.

Bukan hanya itu, katanya, kalau pun menggunakan data pembanding tentu berasal dari lembaga-lembaga penelitian yang sudah memiliki reputasi tinggi.

"Yang kita pakai dulu biasanya data resmi dari lembaga negara, lalu dari lembaga penelitian universitas dan yang punya reputasi tinggi di dunia penelitian, jadi tidak sembarangan," tambahnya.

Ditanya soal data detail dari buku "Membongkar Gurita Cikeas", Setya Novanto mengaku belum membaca seluruhnya.

Namun, dia meminta agar tidak menimbulkan fitnah, sebaiknya buku tersebut diteliti dan diuji kesahihannya.

"Nanti khawatirnya timbul fitnah, seperti data yang diungkap sebuah LSM tertentu beberapa waktu lalu yang menyebutkan Hatta Radjasa menerima aliran dana Century. Ternyata berbeda dengan data BPK," ujarnya.

Diakui Novanto, biasanya FPG dalam menyikapi data yang belum jelas, membentuk tim dulu antardepartemen di internal Fraksi Golkar.

Tim itu kemudian diberi waktu untuk melakukan penelitian dan pengkajian mendalam. "Nah, setelah penelitian itu ada hasilnya, barulah FPG mengeluarkan rekomendasi terhadap hasil kajian tersebut," terangnya.

Lebih jauh, kata Novanto, situasi sekarang ini sangat sensitif dan sangat peka, apalagi yang menyangkut masalah korupsi. Karena itulah salah satu pertimbangan FPG sangat hati-hati dalam menerima data.

"Kita kan tahu, situasi sekarang ini sangat sensitif dan peka, jadi pertimbangan harus matang," tegasnya.

Dia meminta agar masyarakat perlu meneliti dalam membaca data-data. "Karena itu jangan sampai buku tersebut justru menimbulkan kerancuan. Kita minta masyarakat teliti dan cermat membaca data dan jangan sampai malah menimbulkan tanda tanya lagi," ungkapnya.

Di tempat terpisah, anggota Panitia Angket Kasus Bank Century dari Fraksi Hanura Akbar Faisal juga mengatakan hal yang sama.

Panitia Angket Kasus Bank Century, katanya, belum perlu menggunakan data buku `Membongkar Gurita Cikeas` sebagai referensi. "Saya rasa belum perlu," katanya singkat.

Yang jelas, ujar Akbar Faisal, data dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang kini ada di Panitia Angket sudah cukup sebagai dasar untuk melakukan verifikasi kasus itu.

"Semua itu kan nanti akan diuji lagi. Kami sudah ada data dari BPK, sudah cukup, malah lebih dari cukup," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009