Bekasi (ANTARA News) - Sedikitnya 82 rumah rusak berat setelah puting beliung melanda Kampung Rawa Aren, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa.

Camat Bekasi Timur, H. Cecep Muntasar, kepada ANTARA di Bekasi mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 WIB saat terjadi hujan lebat disertai hembusan angin kencang selama empat jam.

"Kerusakan rumah terjadi di RW 1, 2 dan 19. Namun kerusakan terparah terjadi di RW02 RT03 yang merusak 10 rumah, dan RT04 RW02 sebanyak dua rumah," katanya.

Mayoritas kerusakan, kata dia, terjadi pada bagian atap rumah. Atap-atap rumah runtuh ditiup angin dan sebagian tertimpa pohon yang tumbang.

"Rata-rata kerusakannya mencapai 50 persen. Sejumlah pemilik rumah terpaksa mengungsi di rumah tetangga yang tidak mengalami kerusakan," ujarnya.

Dikatakan Cecep, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Resor Metropolitan (Polrestro) Bekasi untuk melakukan upaya evakuasi korban.

Terdapat dua orang korban luka akibat bencana itu. Meski lukanya ringan keduanya sudah dibawa ke rumah sakit untuk diobati, sementara warga lainnya selamat.

Hingga pukul 23.45 WIB, proses evakuasi masih berlangsung khususnya di RW 19 yang tercatat memiliki delapan RT. "Jumlah rumah yang rusak belum termasuk di RW 19, sebab masih dalam tahap evakuasi," ujarnya.

Cecep memprediksikan kerugian akibat musibah tersebut mencapai lebih dari Rp150 juta. "Kerugian itu baru dihitung dari kondisi rumah yang rusak, belum termasuk perabotan rumah tangga milik warga," ujarnya.

Sementara Aceng (35), warga RT4 RW02, mengaku terkejut dengan peristiwa tersebut. "Ketika itu saya sedang istirahat di rumah setelah pulang kerja. Tiba-tiba angin kencang seperti suara ombak terdengar dari atap rumah. Tidak lama kemudian runtuh," katanya.

Menurut Aceng, kejadian itu baru pertama kali dialaminya sejak empat tahun lalu bermukim di wilayah tersebut. "Saya terkejut sekali sebab baru pertama kali merasakan angin yang kencang sekali seperti itu," katanya.

Kharisma, warga lainnya, mengaku bingung untuk mencari tempat mengungsi, sementara ia harus merenovasi rumah tipe 30 miliknya yang rusak.

"Seluruh keluarga saya tinggal di Sulawesi, sementara saya di Bekasi bekerja. Mudah-mudahan ada tetangga atau pun teman saya yang bersedia menampung saya untuk tinggal sementara di rumahnya," katanya.

Kharisma menyayangkan sikap aparat terkait yang terkesan lambat dalam menangani musibah itu. "Bayangkan saja, rumah saya roboh lebih dari dua jam, tapi petugas baru datang sekitar pukul 21.00 WIB," ujar Kharisma yang bekerja sebagai karyawan swasta di kawasan industri Cikarang.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009