Ambon (ANTARA News) - Penundaan muktamar Nahdlatul Ulama (NU) dari jadwal semula Januari menjadi Maret 2010, tidak terkait dengan wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, cucu pendiri organisasi Islam terbesar itu, melainkan karena pertimbangan cuaca.

"Jauh sebelum mantan presiden keempat RI itu meninggal dunia, sudah ada keputusan pimpinan NU di Jakarta untuk menunda muktamar menjadi tanggal 11 atau 12 Maret," kata Ketua Tanfiziah Dewan Pimpinan Wilayah NU Maluku, Rahman Holle, di Ambon, Senin.

Kondisi cuaca yang kurang menguntungkan di sekitar Sulawesi Selatan, tempat muktamar akan diselenggarakan, menjadi pertimbangan utama penundaan tersebut dengan maksud untuk menjaga kenyamanan dan keamanan perwakilan-perwakilan dari daerah lain.

Menurut dia, muktamar merupakan konstitusi bagi warga Nahdiyin untuk membahas program-program kerja lima tahun ke depan, sekaligus memilih pimpinan organisasi dari jabatan Roiz Am atau dewan pembina maupun Ketua Umum Tanfiziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bersama pengurusnya.

Sejumlah kandidat yang namanya sudah bermunculan untuk merebut posisi Ketua Umum PBNU diantaranya, DR. Kiyai Haji Hasym Muzadi, KH. Syirat, DR. KH Nasgar, Slamet Efendi Yusuf, KH. Bagja dan Kiyai Haji Salahudin Wahid.

Para pemimpin elit organisasi NU ini akan dipilih oleh sekitar 400 pengurus cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Para kandidat ini telah melakukan komunikasi jarak jauh dengan kami di Maluku dan minta waktu untuk sosialisasi program masing-masing figur secara langsung, tapi saat ini DPW NU Maluku sedang melakukan pembenahan terhadap 12 cabang menghadapi muktamar 2010 di Makassar," katanya.

Bila pembenahan terhadap pengurus cabang Nahdlatul Ulama di Maluku sudah selesai, maka DPW akan mengundang para kandidat hadir ke daerah ini untuk memaparkan program memajukan NU untuk lima tahun mendatang.

"Kita belum dapat menentukan pilihan terhadap figur mana yang akan dipilih. Dr. KH Hasym Muzadi yang masih menjabat Ketua Umum sudah dikenal mengangkat nama NU sehingga menjadi konsumsi masyarakat secara nasional maupun tingkat internasional menjadi perekat Islam di dunia," katanya.

Figur lainnya juga sudah cukup dikenal masyarakat, khususnya warga Nahdiyin sehingga penentuan sikap 12 pengurus cabang di Kabupaten dan Kota akan ditentukan setelah mendengar sosialisasi program masing-masing kandidat.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010