Timika (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, Papua dan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika menangani puluhan korban pertikaian dua kelompok warga di Kwamki Lama, Kelurahan Harapan.

Data yang dihimpun ANTARA di RSUD Timika, Rabu, pasien korban pertikaian antar kelompok di Kwamki Lama yang dirawat berjumlah 24 orang, tiga diantaranya harus dioperasi untuk mengeluarkan anak panah.

"Sejak jam 10 sampai 12 siang, kami menerima 24 orang pasien luka-luka," kata Dr Sieltiel, dokter jaga pada Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Mimika.

Ia mengatakan, tiga warga yang dioperasi adalah Demianus Murib yang mengalami luka pada betis kaki kiri, Melince Wamang pada paha kiri dan Eris Murib mengalami luka tembus pada kaki kanan.

Dari 24 pasien yang berobat ke RSUD Mimika, 18 orang telah dipulangkan ke rumah mereka Rabu siang, sisanya masih dirawat.

Sieltiel mengatakan, sebagian besar pasien korban pertikaian Kwamki Lama menolak dijahit luka-lukanya. "Mereka menolak untuk dilakukan tindakan medis. Mereka cuma mau dibersihkan luka-lukanya lalu diberi obat."

Direktur RSUD Mimika, drg Frans Thio menatakan rumah sakitnya siap memberikan pelayanan medis bagi korban, meskipun persediaan darah di RSUD Mimika terbatas.

Jika ada pasien yang membutuhkan darah maka RSUD Mimika dapat menyediakan melalui donor sukarela atau dari pihak keluarga yang golongan darahnya sama.

Di RSMM Timika, pasien korban pertikaian Kwamki Lama yang dirawat jauh lebih banyak.

Sejak Senin (4/1) hingga Rabu siang, pasien yang dirawat di RSMM Timika berjumlah 33 orang, lima diantaranya pasien korban pertikaian pada Rabu pagi.

Salah satu pasien bernama Yohanes Yolemal masih dalam kondisi kritis dan dirawat di ruang bedah RSMM Timika.

Yolemal terkena anak panah pada bagian dada kiri saat pertikaian antar kelompok bawah dan atas di Kwamki Lama, Selasa petang.

Hingga berita ini diturunkan, kedua kubu yang berseteru di Kwamki Lama masih saling serang dengan senjata tajam berupa panah, parang, tombak, katepel dan senapan angin.

Satu korban meninggal, Albert Mom (32) telah dibakar oleh kelompoknya di depan Kios Panjang Jalan Mambruk Kwamki Lama, Selasa (5/1) petang.

Kapolres Mimika, AKBP Mohammad Sagi dan sejumlah perwira dari Polres Mimika terus berupaya membujuk kedua kelompok untuk segera mengakhiri pertikaian, namun kedua kelompok menolak karena ini adalah masalah adat.

"Kita sudah melakukan berbagai upaya untuk membujuk warga agar menghentikan pertikaian, tapi mereka katakan bahwa ini urusan adat yang harus diselesaikan secara adat," jelas Sagi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010