Abuja (ANTARA News/Reuters) - Hubungan bilateral antara Nigeria dan Amerika Serikat dapat terancam jika Washington tetap memberlakukan peraturan keamanan lebih ketat bagi para penumpang asal Nigeria, kata seorang menteri Rabu.

Prosedur itu mulai diberlakukan Senin setelah usaha gagal pemboman pesawat AS oleh warga Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, pada Hari Natal.

"Nigeria menyatakan kekecewaan dan keprihatinan atas penempatan Nigeria dalam daftar negara-negara yang menjadi sorotan dan memandang aksi ini berpotensi mengganggu hubungan bilateral Nigeria dan AS yang telah berlangsung lama," kata Menteri Penerangan Dora Akunyili.

Ia tak menjelaskan risiko apa yang akan terjadi.

AS sejauh ini merupakan mitra dagang terbesar dan pengimpor minyak mentah Nigeria, demikian IMF.

AS dan Eropa menyukai minyak mentah Nigeria karena mudah disuling menjadi produk-produk bahan bakar.

Menteri luar negeri Nigeria bertemu dengan Duta Besar AS Robin Sanders pada Selasa memeinta secara resmi Washington mempertimbangkan keputusannya untuk memasukkan negara paling padat di Afrika itu dalam daftar pengawasan keamanan udaranya.

Daftar AS itu mencakup para penumpang yang berangkat dari atau melalui negara-negara yang tercatat sebagai "sponsor terorisme" -- Kuba, Iran, Sudan dan Suriah -- dan juga Afghanistan, Aljazair, Irak, Libanon, Libia, Pakistan, Arab Saudi, Somalia dan Yaman.

Abdulmutallab, 23, telah dituduh berusaha meledakkan pesawat Northweat Airlines dengan penerbangan 253 ketika mendekati Detroit dari Amsterdam pada 25 Desember. Sebelumnya ia naik pesawat KLM dari Lagos. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010