Jakarta (ANTARA News) - Sekjen PSSI Nugraha Besoes mengatakan, soal hukuman apa yang akan dijatuhkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) tergantung apa yang dilaporkan inspektur pertandingan antara Indonesia melawan Oman pada Rabu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, soal masuknya seorang penonton ke lapangan.

"Hal itu tergantung apa yang ditulis inspektur pertandingan yang akan dibahas dalam sidang Komdis AFC," kata Nugraha di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, dalam laga kelima Pra Piala Asia 2011 itu ada tiga masalah, yakni pertama kasus masuknya seorang penonton (Hendry Mulyadi), adanya petasan atau kembang api serta yang terparah adalah adanya pelemparan ke arah lapangan.

Menyinggung aksi suporter Indonesia Hendry Mulyadi yang melompat pagar lalu masuk ke lapangan, Nugraha mengatakan, hal itu bukan delik aduan. "Itu menjadi kewenangan polisi untuk menangkapnya atau tidak." katanya.

Sebelumnya, PSSI telah terkena sanksi sebesar 10 ribu dolar AS terkait ada kasus keributan sewaktu pertandingan Indonesia menjamu Kuwait.

Sementara itu, Hendri Mulyadi, penonton yang masuk ke lapangan dan mencoba mencetak gol saat timnas menjamu Oman mengaku kecewa tak dapat mencetak gol.

"Saya kecewa tidak bisa membobol gawang Al Habsi. Tendangan saya memang terlalu lemah karena pakai celana panjang. Kalau pakai celana pendek mungkin ceritanya akan beda," kata Hendri kepada wartawan.

Hendri yang turun ke lapangan merasa kecewa dengan penampilan. Hingga injury time, Indonesia tertinggal 1-2 lawan Oman. Penampilan Indonesia terus menurun.

Akhirnya, Hendri yang sebelumnya berada di tribun penonton masuk ke tengah lapangan. Dia benar-benar menjadi pemain ke-12 timnas dan mulai menggiring bola ke arah gawang Oman. Kiper Oman Al Habsi pun dengan senyumnya menahan bola Hendri.

Hendri langsung diamankan aparat keamanan. Kamis dini hari, Hendri diijinkan keluar setelah dijemput pihak keluarga.

Hendri meminta maaf kepada semua pihak atas tindakkannya. "Itu semua bentuk kekecewaan saya terhadap permainan timnas dan PSSI," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010