Bogor (ANTARA News) - Pemberlakuan "coorporate social responsibility (CSR)" atau tanggung jawab sosial perusahaan dapat menurunkan angka kemiskinan, kata pakar ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Arief Daryanto MEc.

Ia kepada ANTARA di Bogor, Kamis mengatakan belakangan kesadaran masyarakat terutama kalangan swasta akan pentingnya CSR semakin membaik, dan hal tersebut merupakan perkembangan yang menggembirakan.

"Akhir-akhir ini ada kecenderungan yang menggembirakan. CSR mulai dilirik banyak kalangan. Ini akan berdampak positif bagi upaya penanggulangan kemiskinan," kata Arief yang menjabat Direktur Manajemen Bisnis (MB) Pascasarjana IPB.

Menurut Bank Dunia, kata dia, seseorang dikategorikan miskin jika pendapatan per hari kurang dari 2 dolar AS, dan pendapatan tersebut harus bersifat tetap.

Dengan kriteria sepert itu, berdasarkan data terbaru yang dirilis Bank Dunia, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 70 juta jiwa.

Data yang dikutip Bank Dunia tersebut hampir dua kali lebih besar dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) yakni 37,17 juta jiwa atau setara dengan 16,58 persen dari total penduduk Indonesia.

"Data tersebut menunjukkan bahwa diperlukan kerja keras dan kesungguhan berbagai pihak dalam menanggulangi kemiskinan. Hemat saya, CSR dapat menjadi salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah kemiskinan," katanya.

Pendekatan CSR, kata Arief mulai menjadi isu menarik yang diperbincangkan masyarakat umum, dunia usaha, media maupun pemerintahan.

Kesadaran akan pentingnya CSR, menurut dia telah menjadi kecenderungan global, seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat terhadap produk-produk yang ramah lingkungan, serta kaidah-kaidah sosial maupun prinsip dasar hak asasi manusia (HAM).

"Semua pihak telah menyadari arti penting CSR. Kalau CSR diterapkan dengan penuh kesadaran, akan menjadi salah satu pendekatan yang efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan," kata Arief Daryanto.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010