Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri Najib Tun Razak mengutuk aksi pengeboman dua gereja di kawasan Lembah Klang, Jum`at dini hari, di tengah hangatnya kontroversi penggunaan kata Allah oleh majalah mingguan Katolik The Herald.

Pada saat bersamaan, PM Najib memerintahkan kepala kepolisian Malaysia Musa Hassan untuk meningkatkan keamanan dan penjagaan rumah-rumah ibadah, demikian media massa Malaysia, Jum`at.

Kami tak akan ijinkan perdamaian dan pengertian yang dimiliki warga Malaysia yang terdiri dari berbagai etnik dan latar belakang terancam oleh siapa pun, kata Najib, usai memimpin rapat dewan pembangunan koridor Utara, Jum`at pagi.

Najib meminta rakyat untuk tidak seenaknya menunjuk jari dalang pemboman ini, dan biarkan aparat keamanan melakukan investigasi.

Sebelumnya, para pendukung UMNO dan LSM pro UMNO berdemonstrasi protes dan petisi atas keputusan pengadilan kuala Lumpur yang mengijinkan majalah Katolik The Herald menggunakan kata Allah untuk menyebut Tuhannya. Najib tidak ingin ada tuduhan kepada mereka sebagai pelaku pemboman gereja.

Atas protes itu, kementerian dalam negeri mengajukan permohonan penundaan pelaksanaan keputusan pengadilan Kuala Lumpur tersebut.

Setelah itu, menteri dalam negeri Hishammuddin dan kepala kepolisian Musa Hassan mengadakan jumpa pers di markas besar kepolisan Bukit Aman, Kuala Lumpur.

Jum`at dinihari, dua gereja rusak berat akibat serangan bom. Salah satu yang rusak berat adalah gereja di Desa Melawati, dekat dengan Kuala Lumpur.

Pribumi Perkasa, salah satu LSM yang memprakarsai demontrasi usai sholat Jum`at ini, juga mengutuk keras tindakan pemboman gereja di Lembah Klang. Lembah Klang meliputi Kuala Lumpur dan sekitarnya.

Namun, insiden ini tidak menyurutkan rencana demontrasi usai sholat Jum`at sebagai bentuk penolakan penggunaan kata ALLAH oleh non muslim, kata presiden Pribumi Perkasa.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010