Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan pernyataan mantan pejabat Bank Indonesia (BI) yang menyebut kasus adalah bank gagal yang berdampak sistemik.

"Kasus Bank Century adalah perampokan. Kalau ada yang mendukung Bank Century berarti dia mendukung perampok," kata Jusuf Kalla pada seminar "Saatnya Hati Nurani Bicara" di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Jumat.

Dikatakannya, kegagalan Bank Century karena dananya dirampok bukan karena krisis dan kegagalannya juga tidak berdampak sistemik.

Kasus Bank Century, kata dia, adalah kejahatan tertinggi yang pernah terjadi di negeri ini, karena telah diperiksa oleh tiga lembaga penyidik tertinggi yakni Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pantia Angket DPR.

"Tapi sampai saat ini kasusnya tetap belum transparan," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar.

Dikatakan Kalla, kasus Bank Century ini mengoyak rasa keadilan masyarakat sehingga masyarakat menjadi marah yang dampaknya terjadi penurunan kepercayaan kepada pemerintah.

Akumulasi kemarahan masyarakat yang sudah bertumpuk, katanya, bisa berakibat fatal.

Kalla mengingatkan, peristiwa perubahan kepemimpinan pada 1998 dari pemerintahan orde baru menjadi reformasi merupakan puncak dari akumulasi kemarahan masyarakat yang bertumpuk.

Menurut dia, saat itu terjadi dua persoalan utama yakni rasa keadilan dan rasa kemakmuran masyarakat terkoyak.

"Mudah-mudahan saat ini tidak sampai terjadi peristiwa reformasi lagi," katanya.

Kalla berharap, Panitia Angket Kasus Bank Century DPR yang saat ini masih bekerja bisa menghasilkan keputusan yang bijaksana dan berpihak pada rasa keadilan masyarakat.

Pengamat ekonomi Rizal Ramli sepakat dengan Jusuf Kalla yang mengatakan kasus Bank Century adalah perampokan.

Ia meminta Aliansi Nasional Parpol yang baru dideklarasikan bisa bertindak untuk membantu menyelasaikan kasus ini.

"Apakah kasus ini akan kita biarkan begitu saja," katanya.

Pada saat itu delapan parpol mendeklarasikan diri sebagai Aliansi Nasional Partai Politik yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), Partai Demokrasi Bangsa, Partai Matahari Bangsa (PMB), dan Partai Bintang Reformasi (PBR).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010