Teheran (ANTARA News) - Mobil berlapis baja salah satu pemimpin oposisi Iran, Mehdi Karroubi, diserang tembakan di kota Qazvin, Iran utara, demikian dilaporkan situs berita partainya, Jumat, namun hanya kacanya yang rusak.

Karroubi berada di kota itu untuk acara perkabungan bagi demonstran oposisi yang tewas yang diadakan oleh seorang reformis mantan anggota parlemen, kata situs Sahamnews.org.

"Sekitar 500 basiji (anggota milisi muslim Basij) dan penduduk desa berdekatan mengepung rumah tempat ia berada dan menyerang bangunan itu dengan batu, yang memecahkan jendela-jendela," katanya.

Setelah empat jam, polisi antihuru-hara akhirnya turun tangan untuk mengeluarkan Karroubi dari bangunan itu.

"Ketika mobilnya bergerak menjauh, kendaraan itu diserang dan terkena tembakan. Namun, karena mobil itu berlapis baja, hanya jendela-jendelanya yang rusak," kata situs itu seperti dilaporkan AFP.

Belum ada pernyataan segera dari pemerintah mengenai insiden tersebut.

Situs berita itu mengutip Karroubi yang mengatakan, para pengawalnya tidak membalas penembakan itu.

"Pengawal-pengawal saya tidak membalas penembakan itu karena mereka akan diajukan ke pengadilan dan menghadapi tuntutan, tidak seperti penyerang-penyerang itu," kata Karroubi.

Penyerang meneriakkan slogan-slogan yang mendukung pemerintah Islam dan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menurut situs berita itu.

Situs konservatif Rajanews.com yang dekat dengan pemerintah mengkonfirmasi bahwa rombongan kendaraan Karroubi diserang massa pelempar batu namun tidak menyinggung-nyinggung penembakan.

Menurut situs itu, polisi berusaha beberapa kali membuka jalan bagi mobil Karroubi, yang dilempari batu, telur dan tomat.

"Massa yang marah meneriakkan `Kematian bagi Karroubi! Kematian bagi Mousavi! Kematian bagi Khatami`," katanya.

Karroubi, mantan ketua parlemen yang berhaluan reformis, dan Mir Hossein Mousavi adalah dua calon presiden yang dinyatakan kalah dalam pemilihan Juni lalu. Kedua tokoh itu tetap bersikeras bahwa pemilihan tersebut dicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan.

Mantan presiden reformis Mohammad Khatami adalah pendukung utama Mousavi dalam pemilihan itu.

Protes besar berkobar sejak pemilu tersebut dan sejumlah besar orang ditangkap.

Lebih dari 100 reformis senior, aktivis, wartawan dan yang lain yang ditangkap setelah pemilu Juni itu dikabarkan masih berada di dalam penjara dan beberapa telah disidangkan atas tuduhan mengobarkan kerusuhan di jalan. Oposisi mengecam persidangan itu.

Termasuk yang diadili adalah pegawai-pegawai kedutaan besar Inggris dan Perancis serta seorang wanita Perancis yang menjadi asisten dosen universitas.

Sejauh ini sudah sejumlah orang yang dijatuhi hukuman mati dan puluhan orang divonis hukuman penjara hingga 15 tahun.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam protes pasca pemilu itu dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Ahmadinejad dan mengumumkan bahwa pemilihan itu sah, meski dipersoalkan banyak pihak.

Kubu garis keras di Iran menuduh para pendukung oposisi, yang turun ke jalan-jalan untuk memprotes pemilihan kembali Ahmadinejad sebagai presiden, didukung dan diarahkan oleh kekuatan-kekuatan Barat, khususnya AS dan Inggris..(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010