Brazzaville (ANTARA News/AFP) - Badan pengungsi PBB, Sabtu, meminta bantuan mendesak untuk memenuhi kebutuhan "yang sangat besar" dari 107.000 pengungsi di Brazzaville yang melarikan diri dari kekerasan di negara tetangganya Republik Demokratik Kongo.

"Kebutuhan itu sangat besar. Kami akan melancarkan permohonan internasional secepatnya. Kami membutuhkan dana, logistik, pangan," kata Stephan Grieb, Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi di Republik Kongo.

"Ada banyak pengungsi, sekarang ini 107.000 orang," papar Grieb kepada wartawan di ibukota Brazzaville. Bulan lalu berkiraan itu 84.000 pengungsi.

Para pengungsi itu datang dari daerah Likouala di sepanjang sungai Oubangui, yang menandai perbatasan antara Kongo dan DR Kongo tempat bentrokan antar suku meletus akhir Oktober karena perselisihan perairan perikanan yang kaya.

Menurut hitungan resmi, sedikitnya 270 orang, termasuk 187 warga sipil, telah tewas dalam kekerasan itu dan lebih dari 150.000 orang terlantar di DR Kongo dan di Kongo.

Sebanyak 15.000 pengungsi lain di Republik Afrika Tengah, kata PBB.

Unit balabantuan khusus DR Kongo beranggotakan 600 personel kembali menguasai wilayah di bagian baratlaut negara itu pada 13 Desember.

Situasi telah tenang, kata Grieb, seraya menyebutkan banjir pengungsi telah menyurut. Namun PBB sulit mencapai tempat perkemahan pengungsi yang sebagian besar hanya bisa dicapai lewat sungai itu.

"Apa yang membantu kami adalah keramahtamahan rakyat Kongo yang menerima pengungsi dengan tangan terbuka," kata Grieb. "Itu membantu kami sangat besar dan kami telah menghindari bencana besar hingga sekarang."

Sejumlah bantuan bagi pengungsi telah dijanjikan oleh Prancis, yang menteri luar negerinya Bernard Kouchner dalam kunjungan resmi ke Brazzaville Sabtu.

Prancis akan mengirim sebuah pesawat barang pekan depan dengan sejumlah perahu dan kendaraan yang dapat digunakan untuk mendapatkan bantuan bagi pengungsi, kata Kouchner.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010