Boyolali (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Boyolali, Jateng, mengimbau masyarakat setempat untuk tetap waspada terhadap serangan penyakit deman berdarah dengue (DBD) karena pada musim penghujan saat ini dikhawatirkan akan merebak terutama di daerah endemis.

Sekitar 43 desa dari 13 kecamatan di Boyolali telah dinyatakan daerah endemis DBD. 13 Kecamatan itu, yakni Kecamatan Boyolali Kota, Ampel, Cempogo, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Ngemplak, Sambi, Nogosari, Simo, Wonosegoro, dan Klego, kata Kepala Dinkes Boyolali dokter Yulianto Prabowo, di Boyolali, Minggu.

Menurut dia, daerah yang relatif aman dari serangan DBD, justru daerah yang berada di ketinggian wilayah pegunungan seperti di Kecamatan Selo atau daerah dengan mobilisasi warga yang rendah, seperti di Kecamatan Juwangi, juga relatif aman dari serangan DBD.

Yulianto menjelaskan, pihaknya mencatat di wilayah Boyolali serangan DBD sebanyak 319 kasus dengan korban jiwa empat orang selama 2009. Jika dibandingkan 2008, angka ini jauh menurun karena serangan DBD tercatat 381 kasus dengan korban tujuh orang meninggal.

Namun, pihaknya tetap mengibau supaya masyarakat tetap waspada, terutama pada musim penghujan saat ini.

Kendati demikian, pihaknya pada awal 2010 belum mendapat laporan total rekapan kejadian terkait serangan DBD. Tapi, sejak awal Januari 2010 sudah ada lima lokasi dilakukan pengasapan atau "fogging".

Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan kepada masyarakat ikut aktif mengantisipasi merebaknya serangan DBD di lingkungan masing-masing yakni dengan pembasmian sarang nyamuk (PSN).

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (P3PL Dinkes) Boyolali, Yudi Priyanto, menambahkan jumlah daerah endemis DBD bahkan cenderung bertambah.

Menurut Yudi, tahun 2008 daerah endemis hanya sebanyak 16 desa, 2009 bertambah menjadi 26 desa dan bahkan, 2010 ini, ada 43 desa di 13 kecamatan.

Selain itu, di Boyolali, daerah serangan sporadis juga mengalami peeningkatan dari sebelumnya 53 daerah menjadi 63 daerah.

"Daerah endemis terjadi jika serangan DBD tiga tahun berturut-turut di satu daerah. Tapi, jika terjadi selang, maka masuk katagori sporadis," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, dengan peningkatan tersebut membuktikan DBD masih merupakan ancaman serius bagi masyarakat Boyolali, maka antisipasi sebaiknya dilakukan sedini mungkin.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010