Makassar (ANTARA News) - Delapan kecamatan di Makassar mengalami seperti bencana puting beliung, banjir dan pohon tumbang akibat cuaca ekstrim yang terjadi selama sepekan terakhir.

"Selama sepekan terakhir ini cuaca di Makassar terus diguyur hujan dan angin kencang yang berakibat pada banyaknya bencana seperti puting beliung dan pohon tumbang," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Bencana Alam Makassar, Hakim Syahrani di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, bencana seperti puting beliung, banjir dan pohon tumbang terjadi dalam sehari di delapan kecamatan Makassar.

Delapan kecamatan yang mengalami bencana yakni, kecamatan Tamalate, kecamatan Ujung Pandang, kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, kecamatan Makassar, kecamatan Mamajang, kecamatan Manggala dan Tallo.

Dari delapan kecamatan itu, kecamatan Tamalate mengalami bencana puting beliung yang memorak-porandakan 22 rumah warga. Tujuh rumah warga rusak berat dan 15 rumah warga lainnya rusak ringan.

Kecamatan Manggala, di wilayah Romang Tangaya, ratusan hektar areal persawahan milik petani terendam banjir. Banjir disebabkan oleh luapan aliran sungai yang mengalir di sepanjang persawahan.

Tokoh masyarakat Kelurahan Tamangapa H Makka menyayangkan kondisi banjir yang saat ini tengah mengancam gagal panen petani di wilayahnya. Ancaman gagal panen akibat genangan air yang merendam areal sawah, khususnya di Kajenjeng dan Romang Tangaya terjadi akibat aliran sungai dari Gowa meluap.

Ditambah lagi, terusan sungai yang melintasi dua wilayah ini yakni Kajenjeng dan Romang Tangaya terjadi pendangkalan atau sedimentasi hebat.

Pada kecamatan Tamalanrea, enam rumah warga rusak akibat tersapu angin kencang dan satu pohon besar juga ikut tumbang. Dua rumah warga lainnya juga dilaporkan rusak berat di kecamatan Tallo, Jalan Sultan Abdullah.

Sementara itu lima kecamatan lainnya dilaporkan jika sejumlah pohonn besar tumbang dan menimpa rumah-rumah warga lainnya.

Kondisi terparah dialami di Jalan Kerung-kerung, kecamatan Makassar dimana empat pohon besar tumbang dan menimpa tiga rumah warga yang didalamnya dihuni sebanyak lima kepala keluarga (KK) dan 18 jiwa.

"Untuk saat ini kami masih terus melakukan pendataan dan siaga satu terhadap cuaca ekstrim yang terjadi di Makassar," terang manta Kasatpol Pamong Praja (PP) Makassar tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010