Martapura, Sumsel (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Sumatra Selatan, menjajaki kerja sama dengan investor energi dari Jerman untuk memasok biji jarak pagar (Jathropa curcas) yang dibutuhkan negara itu untuk memproduksi biodiesel.

"Saat ini Jerman sedang melakukan survei untuk mengetahui berapa besar kapasitas yang mampu dipasok Pemkap OKUT," kata Asisten Deputi Menteri Riset dan Teknologi Bidang Pengembangan Rekayasa Agus R Hoetman.

Agus menyatakan hal iru usai penyerahan pabrik biodiesel dan pemeras biji jarak pagar dari Kementerian Riset dan Teknologi ke Pemkab OKUT di Martapura, Sumatra Selatan (Sumsel), Minggu.

Menurut dia, sebagai langkah awal Jerman akan mengambil contoh sebanyak dua ton biji jarak produksi OKUT dan akan melanjutkan kerja sama jika kualitasnya baik.

Sementara Pemerintah Kabupaten OKUT, kata dia, sedang mengurus izin ekspornya.

Kendati saat ini pengembangannya masih terkendala rendahnya harga, Ia optimistis jarak pagar akan menjadi bahan baku energi nabati yang akan menggantikan solar pada masa mendatang.

Harga biji jarak pagar di tingkat petani saat ini Rp2.000 per kilogram. Untuk membuat satu liter minyak biodiesel tiga kilogram biji jarak pagar.

Kementerian Riset dan Teknologi, kata Agus, akan mengeluarkan peraturan tentang pemberian insentif bagi pemanfaatan bahan bakar nabati seperti biodiesel dari minyak sawit atau minyak jarak serta bioetanol dari singkong atau tebu.

"Dari rapat-rapat yang sudah kami lewati, insentifnya sekitar Rp2.000 per liter supaya harganua bisa bersaing dengan harga solar yakni Rp4.500 sehingga masyarakat berminat menanam jarak pagar," katanya.

Agus menjelaskan, pengembangan minyak jarak sebenarnya tidak harus selalu dilakukan secara besar-besaran namun bisa ditanam dan diproses sendiri oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Setiap rumah cukup menanam sekitar 200 tanaman jarak atau seperempat hektare, itu lebih dari cukup untuk keperluan rumah tangga sehari-hari selama satu tahun dan sebagian dijual ke koperasi yang akan ditumbuhkan Pemkab," katanya.

Bupati Rote Ndao Lens Hening yang menerima Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (surya, angin dan diesel) dari Kementerian Riset dan Teknologi mengatakan pihaknya sudah memanfaatkan fasilitas tersebut.

"Sudah bisa melistriki 330 rumah, industri rumah tangga dan hotel," katanya.

Di Rote, kata dia, sudah ada 1,8 juta pohon kosambi yang minyak biodieselnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi pembangkit listrik tersebut dan pihaknya kini sedang menggalakkan penanaman jarak pagar.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010