Jakarta (ANTARA News) - Bank Danamon telah menyiapkan dana sebesar 10 juta dolar AS untuk mengembangkan sistem Teknologi Informasi sebagai salah satu antisipasi untuk mencegah pembobolan dana nasabah.

"Investasi untuk Teknologi Informasi (TI) dalam setahun sekitar 10 juta dolar AS," ujar Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Joseph FP Luhukay saat ditemui di Jakarta, Senin.

Ia juga mengatakan walau ada beberapa bank telah mengalami kerugian akibat pembobolan tersebut, hingga saat ini belum ada nasabah Danamon yang melaporkan adanya kerugian.

"Belum ada laporan, namun untuk pencegahan, perseroan akan melindungi nasabah dengan peningkatan infrastruktur teknologi Informasi-nya,"ujarnya.

Dana tersebut juga digunakan untuk menambah unit mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan pembukaan kantor cabang yang belum ditentukan berapa jumlah pasti yang segera diresmikan.

Sedangkan untuk mengantisipasi pembobolan dana nasabah yang terjadi di Bank-bank besar, Joseph mengingatkan agar pihak Bank untuk berhati-hati dalam menjaga dana nasabah melalui perbaikan sistem keamanan.

Menurut dia, cara-cara yang harus dilakukan oleh pihak bank adalah dengan mengganti kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) para nasabah setiap setahun hingga dua tahun sekali.

"Kita menyarankan nasabah setiap satu atau dua tahun untuk mengganti kartu ATMnya dan kita telah mulai memproses kartu nasabah, itu telah dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan diterapkan," ujarnya.

Ia mengatakan biaya untuk mengganti kartu tersebut sekitar Rp10 ribu.

Kemudian, ia juga menyarankan pihak bank agar selalu melakukan Enkripsi (proses mengacak data sehingga tidak dapat dibaca oleh pihak lain) agar transmit transaksi tidak mudah ditangkap oleh pihak lain.

"Modus ini telah dilakukan sejak tahun 1990-an, jadi Bank perlu melakukan Enkripsi agar tidak ada yang mengetahui PIN selain pengguna. Itu yang selama ini digunakan para hacker namun masih ada beberapa bank yang memilih tidak memakai cara Enkripsi," ujarnya.

Kemudian, ia menyarankan agar bank menggunakan kartu ATM dengan chip, yang mungkin memerlukan biaya yang cukup banyak dibandingkan cara mengganti kartu ATM dan Enkripsi.

Joseph juga mengingatkan agar nasabah tidak sembarangan memberikan nomor Personal Identification Number (PIN) kepada orang lain terutama dalam melakukan transaksi perbankan.

"Para pemilik rekening saat ini justru kadang menyuruh supir atau pembantu untuk menarik dana dan nasabah hanya melakukan penarikan saat ke ATM padahal pengamanan harus ketat dan solusinya bukan tempat ATM dijaga satpam tapi Bank harus melakukan enkripsi," ujarnya.

Untuk itu, sebelum menambah cabang, Danamon akan berfokus untuk mengembangkan dan memperbaiki jaringan dan memperdalam hubungan (relationship) dengan nasabah terutama agar menjaga kasus pembobolan dana nasabah tidak terjadi lagi.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010