Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjamin bahwa gula kristal putih impor sebanyak 500 ribu ton akan masuk Indonesia tepat waktu sehingga tidak akan terjadi kekurangan stok.

"Kita akan pantau terus realisasi impor agar tidak terlambat dan kurang," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI, DPR di Jakarta, Senin.

Mendag menjelaskan sebanyak 500.000 ton alokasi impor gula kristal putih yang diberikan pada enam BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dipastikan akan masuk sesuai dengan jadwal yang dijanjikan.

Sebelumnya, pada awal Desember 2009, pemerintah memberikan alokasi impor pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX sebanyak 81.000 ton, PTPN X sebanyak 94.500 ton, PTPN XI sebanyak 103.500 ton, PT RNI sebanyak 85.500 ton, PT PPI sebanyak 85.500 ton, dan Perum Bulog sebanyak 50.000 ton.

"PTPN dan RNI telah mendapatkan tawaran tender yang kedua untuk pengadaan bulan Februari, Maret dan April. Sedangkan PPI dan Bulog sudah selesai pengadaannya dan menjadwalkan masuknya gula pada Januari, Februari dan Maret," jelasnya.

Mendag menambahkan sebagian besar gula didapat dari Thailand mengingat pasokan dari Brazil dan India sedang berkurang. "India saat ini menjadi pengimpor gula sedangkan Brazil kekurangan pasok karena digunakan untuk bioetanol," tuturnya.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementrian Perdagangan, Diah Maulida mengatakan Perum Bulog dinilai telah merealisasi seluruh alokasi impornya karena telah melakukan kontrak untuk sekitar 48.000 ton gula yang separuhnya telah masuk ke Indonesia.

"PPI mengaku telah mendapat kontrak 50.000 ton dari alokasi totalnya yang 85.500 ton," ujar Diah.

Berdasarkan catatan Kementrian Perdagangan, kebutuhan gula kristal putih hingga awal musim giling (Januari-Mei 2010) sebesar 1.100.000 ton yang dipenuhi hari stok akhir tahun 2009 sebanyak 350.626 ton dan produksi dalam negeri sampai April yang diprediksi sebesar 218.398 ton.

Dari perhitungan itu, terjadi kekurangan gula pada awal Mei sebesar 530.976 ton yang akan dipenuhi dari impor yang dibuka sebanyak 500.000 ton.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementrian Perdagangan, Subagyo menjelaskan selisih antara jumlah impor dan perhitungan kekurangan stok tidak perlu dikhawatirkan karena pada Mei sudah ada produksi gula.

"Impor tidak mesti pas perhitungan kekurangan itu, karena kita akan sudah ada produksi. Untuk yang impor 500ribu ton saja kita harapkan tidak perlu semua terealisasi kalau bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri," ujarnya.
(*)




Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010