Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Identifikasi Mabes Polri, Brigadir Jenderal Bekti Suhartono mengatakan beberapa bank menyatakan antusiasnya terhadap penggunaan teknologi alat biometrik sidik jari atau "fingerprint scanner" untuk pengamanan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

"Beberapa bank bersedia untuk menjadi proyek percontohan," kata Bekti di kantor Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis.

Pernyataan Bekti itu membenarkan ucapan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim), Komisaris Jenderal Ito Sumardi terkait pihak Polri yang menawarkan alat pengamanan ATM melalui akses sidik jari kepada otoritas perbankan.

Bekti menyatakan beberapa bank menyambut baik penemuan alat pengamanan ATM melalui sidik jari itu karena mampu mengantisipasi kejahatan pembobolan tabungan rekening bank.

Namun demikian, pihak Polri belum mau menyebutkan nama bank yang tertarik untuk menjadi proyek percontohan pemasangan alat pengamanan ATM karena belum ada kerjasama yang resmi.

Mabes Polri berupaya akan mengkomunikasikan dengan pihak otoritas perbankan untuk mewujudkan penggunaan alat yang memiliki nama lengkap "life fingerprinte security" itu dan diwujudkan melalui nota kesepahaman.

"Nanti kita tunggu bagaimana Bank Indonesia sebagai pihak otoritas perbankan untuk menyikapi ini menjadi kebijakan nasional," ujarnya.

Sebelumnya, Ito mengatakan Polri dan pihak otoritas perbankan akan mempertunjukkan kecanggihan alat biometrik pemindaian sidik jari untuk menghindari pembobolan dana nasabah melalui ATM.

Alat pemindaian sidik jari ATM itu sudah digunakan di negara maju, seperti Amerika dan Eropa dengan tujuan pencegahan pembobolan karena orang tidak bisa menggunakan transaksi penarikan uang tunai tanpa ada identifikasi identitas pemegang kartu melalui sidik jari.

Jenderal bintang tiga itu menyatakan alat pemindaian sidik jari ATM itu merupakan kerja sama antara Inafis Polri sebagai pihak penggagas dan vendor (rekanan) bank sebagai pihak yang memanfaatkan alat.

Beberapa kali pejabat Polri bertemu dengan pihak perbankan untuk membicarakan pengembangan alat biometri sidik jari pengamanan ATM itu.

Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan sementara terhadap kasus pembobolan ATM, polisi baru menemukan terdapat kelemahan pada sistem pengamanan yang dimanfaatkan pelaku untuk mengambil uang tabungan nasabah bank.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010