Atambua (ANTARA News) - Mantan Panglima Pejuang Integrasi, Joau Tavares, Jumat malam, terpaksa dilarikan ke rumah sakit "Sito Husada" Atambua, karena terserang stroke, yang menyebabkan dirinya sempat tidak sadar.

Hingga Sabtu sore, kesehatan Joau Tavares yang merupakan salah satu pejuang integrasi Timor Timur, masih belum pulih, namun sudah siuman dan mulai bisa mengenal sanak keluarga yang datang berkunjung.

Joau Tavares yang saat tidak sadar menyebut-nyebut nama "Prabowo" sempat membuat keluarga gusar dan berusaha untuk menghubungi yang bersangkutan ke Jakarta.

Akhirnya sekitar pukul 15.10 Wita, mantan Komandan Kopasus itu terdengar menghubungi salah satu keluarga, dan berbicara langsung melalui HP yang ditempelkan ke kuping Joau Tavares.

Anehnya, setelah ditelepon Prabowo dari Jakarta, Joau Tavares terlihat lega, dan dapat tidur nyenyak, pada hal sebelumnya, yang bersangkutan terlihat gusar, dan selalu menendang-nendangkan kakinya sebelah kanan.

Meskipun Joau Tavares sempat menangis saat mendapatkan telepon dari Jenderal (Pur) Prabowo, namun masih sempat meminta maaf sebab tidak bisa lagi membantu karena sudah jatuh sakit. Hal ini sempat membuat keluarga terheran-heran, karena sebelumnya sangat sulit diajak berbicara.

Dalam pembicaraan singkat itu, Prabowo meyakinkan Joau Tavares untuk berjuang sembuh, dan kalau sudah agak sembuh akan dijemput untuk dibawa berobat ke Jakarta.

Sementara itu, "Ano", anak mantu Joau Tavares kepada wartawan menyatakan bahwa serangan stroke tersebut terjadi secara mendadak, pada saat mempersiapkan acara sukuran putrinya yang baru wisuda di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.

Di tegah-tengah persiapan untuk acara yang sedianya dilaksanakan hari ini (Sabtu), tiba-tiba Bapak Mertuanya terkulai lemas saat dibawa ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Situasi demikian itu menyebabkan keluarga menjadi panik, dan berusaha melarikannya ke RS Sito Husada, yang merupakan satu-satunya rumah sakit swasta di Atambua.

"Karena kondisi kesehatan Bapak demikian itu, terpaksa acara syukuran yang sudah dirancang sejak lama terpaksa dibatalkan. Pada hal persiapannya sudah cukup rampung," katanya.

Informasi dari mulut ke mulut tentang jatuh sakitnya Joau Tavares mengundang sanak kelurga berduyun duyun memenuhi ruang tunggu RS Sito Husada, dan petugas rumah sakit terpaksa membatasi pengunjung, guna memberikan kesempatan kepada Joau Tavares beristirahat.

Juga terlihat sejumlah tokoh integrasi yang menjadi teman seperjuangan Joau Tavares datang menjenguk sembari mendoakannya agar secepatnya sembuh.

Joau Tavares merupakan salah satu pejuang Integrasi, dan sempat menjabat Bupati Maliana hingga tiga periode menunjukkan kesetiaannya kepada "Merah Putih".

Meskipun harus "tercabut" dari akar budaya dan masyarakatnya di Maliana, Joau Tavares tetap setia, memilih berdomisili di Atambua, bersama dengan sejumlah masyarakat yang masih pro Integrasi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009