Semarang (ANTARA News) - Keluarga Bilqis Anindya Passa (17 bulan) yang menderita "atresia bilier" (saluran empedu tidak terbentuk atau berkembang sempurna) berencana mendirikan suatu yayasan sebagai dedikasi atas kepedulian masyarakat untuk Bilqis.

"Kami sendiri belum menentukan nama yayasan itu, namun yayasan itu rencananya didirikan untuk membantu anak-anak lain yang memiliki nasib sama seperti cucu saya (Bilqis, red.)," kata Ocam Syamsier, kakek Bilqis di Semarang, Jumat.

Menurut dia, ide untuk mendirikan yayasan Bilqis tersebut muncul, mengingat Kementerian Kesehatan siap menanggung biaya operasi cangkok hati bagi Bilqis, sementara uang yang terkumpul dari Koin Cinta Bilqis sampai saat ini terus mengalir.

"Uang yang terkumpul dari Koin Cinta untuk Bilqis sudah mencapai lebih dari Rp1 miliar, dan saat ini bantuan masih terus bertambah," katanya.

Ia juga enggan menyebutkan kapan realisasi pendirian yayasan tersebut, seraya mengatakan rencana itu masih akan dipikirkan.

"Itu masih panjang, hanya rencana saja," katanya.

Menurut dia, pihak keluarga juga masih memikirkan uang yang terkumpul tersebut untuk proses perawatan Bilqis sebelum dan setelah operasi, mengingat waktunya masih panjang.

Pihak keluarga, kata dia, mengucapkan rasa terima kasih yang sangat mendalam atas perhatian dan kepedulian seluruh masyarakat Indonesia dalam Koin Cinta untuk Bilqis.

"Hal itu menandakan masyarakat Indonesia memiliki rasa kemanusiaan dan kasih sayang yang tinggi," katanya.

Sementara terkait pendonor hati untuk Bilqis, ia mengatakan, saat ini sudah banyak orang yang menawarkan diri untuk menjadi donor, bahkan beberapa di antaranya langsung datang kepada pihak keluarga.

"Ada beberapa yang hanya menyampaikan lewat telepon dan ada pula yang datang untuk menawarkan diri sekaligus menengok kondisi Bilqis di RS (RSUP dr. Kariadi Semarang, red.)," katanya.

Akan tetapi, kata dia, dirinya tidak sempat mencatat identitas pihak yang bersedia menjadi donor bagi Bilqis, mengingat jumlahnya yang cukup banyak.

"Seingat saya, ada tiga orang yang menawarkan diri untuk menjadi donor Bilqis, mereka berasal dari Semarang, Magelang, dan Demak, namun sepertinya belum ada satu pun yang diperiksa oleh dokter," kata Syamsier.
(U.PK-ZLS/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010