Paris (ANTARA News/AFP) - Permintaan dan harga minyak dunia akan naik pada tahun ini, didorong ke lebih tinggi oleh pertumbuhan yang kuat di perekonomian yang sedang tumbuh, Dewan Energi Internasional (IEA) mengatakan Kamis, merevisi perkiraan kenaikan sebelumnya.

Dewan yang berkantor pusat di Paris itu mengatakan permintaan kini diperkirakan menjadi 86,5 juta barel per hari (bph) pada 2010 dibandingkan dengan perkiraan bulan lalu sebesar 86,3 juta bph, sementara harga rata-rata akan meningkat menjadi 75 dolar per barel dari 58 dolar pada 2009.

Pertumbuhan permintaan diperkirakan akan datang seluruhnya dari luar Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), kelompok 30 negara-negara maju seperti Inggris, Prancis, Jerman, Jepang dan Amerika Serikat.

"Meski catatan pada saat ini salju musim dingin AS dan Eropa tampaknya tak mungkin menghidupkan kembali permintaan OECD, yang tetap mendatar pada posisi terbaik pada 2010, sungguh-sungguh pemulihan "tanpa minyak"," kata dewan itu dalam laporan pasar minyak bulanannya.

IEA mengatakan ini sebagian diakibatkan pertumbuhan yang lambat di pasar Eropa dan Amerika Utara namun juga karena peralihan dari minyak ke gas, energi terbarukan serta tenaga nuklir untuk pemanas, pembangkit listrik dan proses industri.

"Salah satu wilayah yang mendorong pertumbuhan permintaan minyak OECD pada tahun-tahun terakhir, Amerika Utara, hampir berhenti yang diakibatkan resesi ekonomi yang tajam, alternatif energi yang lebih murah... dan perubahan perilaku," katanya.

Sebagai pembanding, perekonomian yang sedang tumbuh utama di dunia, khususnya kekuatan besar China dan India, diperkirakan mengonsumsi lebih banyak minyak ketika mereka kembali ke pertumbuhan yang kuat dan meningkatnya manufaktur.

Permintaan minyak di negara-negara non-OECD diperkirakan akan melonjak sebesar empat persen, meski laporan itu mengingatkan berlanjutnya ketidakseimbangan perdagangan dan defisit fiskal pemerintah dapat merongrong pemulihan global dan selanjutnya permintaan minyak.

Dalam laporan Januari-nya, IEA merevisi turun perkiraan permintaan minyak dunia 2010-nya karena perdagangan di negara-negara maju yang "melempem".

Laporan revisi pada Februari sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari Dana Moneter Internasional (IMF), katanya.

IMF kini memproyeksikan pertumbuhan sebesar 3,9 persen pada 2010, menyusul kontraksi 0,8 persen pada 2009, penurunan pertumbuhan global pertama sejak Perang Dunia II.

Analis mengatakan bahwa perkiraan IEA itu dapat membantu meningkatkan harga minyak namun mencatat bahwa lembaga-lembaga lain tidak semuanya membagi kepercayaannya.

"IEA terus menjadi paling optimistis di antara semua institusi-institusi besar," demikian catatan Carsten Frisch of Commerzbank.

David Hufton dari pialang minyak internasional PVM mengatakan bahwa Administrasi Informasi Energi (EIA) pemerintah AS memperkirakan kenaikan permintaan 1,2 juta bph pada 2010, sementara kartel minyak OPEC meramalkan sedikit atau tidak ada pertumbuhan.

Namun, anggota OPEC terlihat mengabaikan secara parsial upaya kelompok mereka sendiri untuk memangkas kuota produksi dalam upaya menjaga tekanan terhadap harga.

Harga minyak telah melonjak hingga level mendekati rata-rata perkiraan IEA untuk setahun penuh pada 2010. Pada perdagangan Asia Kamis, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Maret meningkat 35 sen menjadi 74,87 dolar per barel.

Perdagangan berlangsung dengan tenang di tengah adanya keuntungan di pasar, dengan banyak investor menunggu laporan persediaan energi Departemen Energi AS, yang akan dirilis Jumat untuk gambaran permintaan yang lebih jelas, kata pedagang. (A023/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010