Bandung (ANTARA) - Sekitar 10.000 burung gereja, dilepas ke langit sebagai simbol "buang sial" pada saat perayaan Tahun Baru Cina (Imlek) 2561, di Vihara Satyabudhi Jalan Kelenteng Nomor 223 Bandung, Jawa Barat, Minggu.

Salah seorang warga Tionghoa, Karina (40), menuturkan, ritual melepas burung saat Imlek merupakan tradisi keluarga besarnya agar bisa terhindar dari malapetaka seperti bencana alam hingga membuang sial.

"Melepas burung saat Imlek memang sudah menjadi tradisi turun-menurun di keluarga saya, intinya mengandung pesan kebaikan kegiatan tersebut," ujar Karlina usai melakukan sembahyang di Vihara Satyabudhi.

Pada Imlek kali ini, Karlina beserta keluarganya melepas sekitar 20 pasang burung gereja tepat di depan pintu masuk Vihara Satya Budi.

"Untuk jenisnya bisa burung jenis apa saja, bisa merpati atau yang lainnya. Kebetulan yang ada di sini burung gereja," ujarnya.

Warga Tionghoa lainnya, Ruddy (35), mengatakan, tradisi melepas burung saat Imlek merupakan sebagai simbol harapan pribadi agar bisa mengarungi hidup secara baik.

"Kalau saya berharap meminta hidup ini berjalan selamat. Ya, meminta terbebas karma dan dilancarkan nasib baiknya," kata Junawan.

Tradisi melepas burung, rupanya dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menjual burung gereja, seperti yang dilakukan Cece (45).

Cece mengatakan, menjual burung pipit ini seharga Rp 1.000 per ekornya. Ia mengaku, bisa mendapat keuntungan hingga jutaan rupiah dari hasil menjual burung gereja saat perayaan Imlek.

"Sejak pagi sampai siang saja, bapak sudah menjual 1.000 ekor burung lebih, mudah-mudahan sampai sore ini bisa terjual habis," ujar Cece menambahkan.
(U.PK-ASJ/A014/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010