Kolombo (ANTARA News/AFP) - Sri Lanka hari Jumat menyatakan akan membebaskan semua prajurit Macan Tamil anak-anak yang ditahan pada akhir Mei dan menyatukan mereka lagi dengan keluarga mereka.

Pasukan pemerintah mengalahkan pemberontak Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) pada Mei tahun lalu, mengakhiri perang 37 tahun mereka untuk mendirikan sebuah negara merdeka di wilayah utara negara itu.

Lebih dari 500 prajurit anak menyerah kepada militer pemerintah dan dihadapkan ke sebuah pengadilan sebelum didaftar untuk program rehabilitasi satu tahun.

"Program pelatihan mereka berakhir pada 22 Mei dan kami mengambil langkah-langkah untuk membebaskan mereka semua kepada keluarga mereka," kata Ketua Perlindungan Anak Nasional Jagath Wellawatte.

Ia menyatakan, keluarga bisa mengajukan permohonan kepada pengadilan agar anak-anak mereka tetap berada dalam penjagaan pemerintah sehingga mereka bisa bersekolah dan mengikuti pelatihan keterampilan jika mereka ingin.

Lebih dari 200 anak saat ini belajar di Kolombo dan hampir 300 lain dilatih berbagai keterampilan yang mencakup rias rambut, pertukangan dan pemasangan pipa ledeng di kota Vavuniya, Sri Lanka utara, kata Komisaris Jendral Rehabilitasi Brigjen Sudantha Ranasinghe.

Ia menyatakan, sekitar 12.000 pemberontak Macan Tamil menyerahkan diri kepada pasukan pemerintah dan yang lain ditangkap diantara sekitar hampir 300.000 warga sipil yang ditahan di kamp-kamp pemerintah selama tahap-tahap akhir perang pada tahun lalu.

Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran.

Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnik paling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalam berbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.

Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) juga telah mengakui bahwa Velupillai Prabhakaran tewas dalam serangan pasukan pemerintah Sri Lanka.

Juga dinyatakan tewas dalam operasi final militer adalah dua deputi Prabhakaran -- pemimpin Macan Laut Kolonel Soosai dan kepala intelijen LTTE Pottu Amman.

Tokoh penting lain Macan Tamil yang juga tewas adalah putra Prabhakaran dan calon penggantinya, Charles Anthony (24), pemimpin sayap politik B. Nadesan dan pemimpin Sekretariat Perdamaian LTTE yang sudah tidak berfungsi lagi, S. Pulideevan.

Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah beberapa kali mendesak pemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total.

Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, juga menolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa Macan Tamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar dari daerah-daerah yang masih mereka kuasai.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.

Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.

Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.

Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010