Buenos Aires (ANTARA News/AFP) - Venezuela mendukung Argentina dalam sengketa kepemilikan Kepulauan Malvinas yang sepenuhnya dikuasai Inggris sejak negara itu menang dalam perang tahun 1982.

Dukungan Presiden Hugo Chavez kepada Argentina itu disampaikannya dalam pidato di program jaringan radio dan televisi bertajuk "Alo Presidente" di Karakas, Minggu.

Presiden Chavez menyerukan kepada Ratu Elizabeth II agar menyerahkan Kepulauan Falklands (Malvinas) kepada Argentina.

"Inggris, berapa lama lagi Anda di Kepulauan Malvinas? Ratu Inggris, saya sedang berbicara kepada Anda ... masa kekaisaran sudah usai, tidakkah Anda melihatnya?"

"Kembalikan Malvinas kepada rakyat Argentina. Inggris masih mengancam Argentina. Banyak hal kini berubah. Kita tidak lagi berada di tahun 1982," kata Chavez.

Pemimpin Venezuela itu selanjutnya menegaskan bahwa Argentina tidak lagi sendiri seperti dulu jika konflik kembali pecah.

Pekan lalu Pemerintah Argentina memerintahkan semua kapal yang melewati perairannya menuju kepulauan yang disengketakan itu agar terlebih dahulu mengantongi izinnya.

Hari Minggu, Menteri Luar Negeri Jorge Taiana membawa masalah Argentina-Inggris itu ke konferensi tingkat tinggi Kelompok Rio yang diikuti 33 negara Amerika Latin dan Karibia selama dua hari di Kankun, Meksiko.

Menlu Taiana berharap Kelompok Rio mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pengeboran minyak Inggris di dasar laut perairan Kepulauan Malvinas yang diklaim Argentina sebagai miliknya itu.

Argentina, katanya, telah mendapatkan apa yang disebutnya "kemajuan-kemajuan diplomasi penting" dari sejumlah negara anggota Kelompok Rio dalam menghadapi konflik Malvinas.



Diplomasi dan jalan damai

Berkaitan dengan penyelesaian soal kedaulatan wilayah Malvinas, Menlu Taiana telah meminta Inggris agar membahas penyelesaiannya secara "damai" dan melalui saluran diplomasi.

"Inggris sepatutnya duduk dan merundingkan masalah kedaulatan guna menyelesaikan situasi kolonial yang anakronistis ini," katanya.

Dalam pernyataannya di Meksiko menjelang KTT Kelompok Rio, Menlu Taiana menegaskan tekad Argentina untuk merundingkan masalah tumpang-tindih kepemilikan Malvinas itu "secara diplomatis" dan "damai".

Presiden Argentina, Cristina Kirchner, diperkirakan memanfaatkan kehadirannya di KTT Kelompok Rio untuk menggalang dukungan pada sikap negaranya dalam konflik kepulauan yang dikuasai Inggris itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown di London, Jumat, mengungkapkan optimisme dan keyakinannya pada kekuatan diplomasi bagi penyelesaian masalah Kepulauan Falklands.

"Saya pikir diplomasi antara kami dan Argentina akan berhasil," katanya seraya menekankan bahwa Inggris akan senantiasa bertindak sesuai dengan koridor hukum internasional.

Di mata Menlu Jorge Taiana, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Inggris mengabaikan resolusi-resolusi PBB yang menyerukan perlunya dialog bagi penyelesaian masalah Malvinas.

Seperti dikatakan Wakil Argentina di PBB, Jorge Arguello, Menlu Taiana sendiri dijadwalkan bertemu Sekjen PBB Ban-Ki Moon hari Rabu untuk mendorong kembalinya perundingan.

Konflik kedua negara terkait dengan Kepulauan Malvinas atau Falklands kembali menjadi sorotan dunia setelah Pemerintah Argentina mewajibkan kapal-kapal yang melewati perairannya menuju kepulauan itu agar terlebih dahulu mengantongi izinnya.

Langkah Argentina itu terungkap dalam dekrit Presiden Christina Kirchner yang diumumkan kepala stafnya, Anibal Fernandez.

Inggris dan Argentina saling mengklaim kepulauan yang mengandung cadangan minyak tersebut.

Bagi Argentina, kepulauan yang disebutnya Malvinas itu merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah kedaulatannya.

Sebaliknya Inggris mengklaim bahwa ia telah menguasainya sejak 1833. Pada 1982, kedua negara bahkan sempat terlibat perang yang dimenangkan Inggris setelah Argentina mengambil kepulauan itu.

Operasi-operasi pengeboran minyak Inggris di sekitar kepulauan yang disebutnya Falklands itu telah memicu ketegangan baru dengan Argentina hampir 30 tahun setelah pecah Perang 1982.

Hasil studi geologi yang dikutip media Inggris menunjukkan dasar laut Kepulauan Falklands (Malvinas) mengandung cadangan minyak hingga 60 juta barel.

Argentina marah dengan manuver Inggris tidak mengindahkan resolusi-resolusi PBB yang menyerukan kepada kedua negara agar memperbaharui perundingan mereka tentang kedaulatan kepulauan itu.

Perang 1982 yang berlangsung selama 74 hari itu menewaskan 649 tentara Argentina dan 255 tentara Inggris. (R013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010