Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Danamon Indonesia (Danamon) mencatat laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi pada 2009 sebesar Rp1,532 triliun, tidak jauh berbeda dengan laba bersih 2008 yang sebesar Rp1,530 triliun.

Presiden Direktur Danamon Sebastian Parades di Jakarta, Selasa, mengatakan, untuk pendapatan bunga bersih tercatat naik 13 persen menjadi Rp9,462 triliun.

Sampai dengan 31 Desember 2009, total kredit Danamon mencapai Rp63,28 triliun, didukung oleh segmen "mass market" yang tumbuh menjadi Rp34,08 triliun atau 54 persen dari total kredit Danamon.

Kredit mass market yang mencakup kredit mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan pembiayaan kendaraan bermotor melalui Adira, masing-masing tumbuh 12 persen dan 13 persen secara setahunan.

"Setelah melewati kondisi ekonomi domestik dan global yang menantang di dua tahun terakhir, kami telah kembali mendapatkan momentum positif pada bisnis kami dan berada pada posisi yang baik untuk 2010,? kata Paredes.

"Kami melihat perekonomian Indonesia kedepan akan membaik; karenanya kami targetkan pertumbuhan kredit sebesar 20 persen di semua lini usaha kami. Danamon juga akan lebih intensif dalam pelaksanaan penjualan silang (cross sell) untuk menciptakan sinergi diantara semua lini usaha kami," tambah Sebastian.

Direktur dan Chief Financial Officer Vera Eve Lim mengatakan, ekuitas bank naik 49 persen di tahun 2009, sehingga CAR Danamon mendekati 21 dan menjadi salah satu bank dengan permodalan terbaik di Indonesia.

Untuk tahun 2009, Laba Operasional Bersih atau Net Operating Income Danamon tumbuh 19 persen menjadi Rp5,65 triliun, sementara Net Interest Margin (NIM) naik menjadi 12 persen, jelas Vera.

Danamon Simpan Pinjam (DSP), yang melayani segmen mikro dan kecil melalui lebih dari 1.200 unit dan mobile unit di seluruh Indonesia menunjukkan pertumbuhan kredit yang pesat sebesar Rp1,32 triliun di tahun 2009.

Total kredit DSP mencapai Rp12,3 triliun dan membentuk 19 persen dari total kredit Danamon.

Di akhir 2009, pembiayaan Adira Finance mencapai Rp19,13 triliun atau tumbuh 13 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kredit UKM & Komersial tercatat sebesar Rp16,5 triliun, mewakili 26 persen dari total kredit.

Kredit ritel, yang membentuk 8 persen dari total kredit Bank mencapai Rp4,9 triliun, terutama didukung oleh bisnis kartu kredit dan kredit kepemilikan rumah.

Sementara sisanya meliputi kredit korporasi.

"Kualitas pendanaan kami meningkat secara substansial dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan melalui peningkatan rasio Giro dan Tabungan (CASA) terhadap Dana Pihak Ketiga dari 26 persen di tahun 2008 menjadi 33 persen di tahun 2009.

Tabungan nasabah tumbuh dalam 12 bulan berturut-turut dari Rp12,85 triliun di tahun 2008 menjadi Rp15,0 triliun di tahun 2009, lanjut Vera.

Vera juga menambahkan untuk tahun buku 2009 manajemen mengusulkan pembagian dividen 50 persen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang.

(Ant/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010