Semarang (ANTARA News) - Seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) bernama Mustafid Amna (21), warga Dukuh Turi RT03/RW02 Tegal, ditemukan tewas oleh warga di daerah Tugu, Semarang, Sabtu, dengan kondisi mengenaskan akibat terjatuh dari kereta api.

Tidak jauh dari lokasi ditemukan korban tewas, warga juga menemukan rekan sekaligus tetangga korban yakni Aji Aflakhi (22) dengan kondisi menderita luka parah.

Korban luka segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo Semarang untuk mendapat perawatan intensif, sedangkan jenazah Mustafid dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang.

Pada saat kejadian, kedua korban diketahui berada di sambungan gerbong kereta api barang.

Salah seorang warga di sekitar lokasi jatuhnya kedua korban, Wasis Supoyo (43), mengatakan, sekitar pukul 06.30 WIB dirinya didatangi tetangga yang akan pergi ke sawah dan melihat sesosok tubuh dengan kondisi luka parah.

"Saya lalu memberitahu beberapa warga yang lain untuk bersama-sama mendatangi lokasi dan menolong korban, sedangkan warga yang lain melaporkan kejadian tersebut ke polisi," katanya.

Tidak lama kemudian, beberapa anggota Kepolisian Sektor Tugu Semarang, mendatangi lokasi kejadian dan langsung melakukan pengamanan dan proses identifikasi terhadap kedua korban.

Dihadapan polisi yang meminta keterangan di rumah sakit, Aji yang masih dalam kondisi lemah mengatakan, bahwa dirinya dan Mustafid naik kereta api barang dari Stasiun Tegal ke Semarang pada pukul 00.30 WIB.

"Kami berdua memang naik pada sambungan gerbong dengan maksud untuk mengehmat biaya perjalanan," kata mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang.

Pada saat terjatuh, Aji mengaku sempat terguling menjauh dari rel kereta api, sedangkan Mustafid jatuh tepat di tengah rel sehingga langsung terlindas kereta api yang melaju cukup kencang.

Hingga saat ini, kejadian tersebut dalam penanganan pihak kepolisian karena ada informasi yang menyebutkan bahwa sebelum jatuh sempat terjadi keributan antara kedua korban dengan beberapa orang yang juga berada di sambungan gerbong.(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010