Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Pendapatan sejumlah pengusaha informal di sepanjang jalan lintas Sumatra (Jalinsum) Kabupaten Lampung Selatan menurun setelah ambrolnya jalan akses transportasi di Pulau Sumatera itu pada Minggu (21/2) lalu.

Seorang pengusaha rumah makan di Jalinsum ruas Kecamatan Kalianda, Syahroni, mengatakan, di Kalianda, Sabtu, saat ini pendapatan per harinya turun hingga separuh lebih karena sejumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut berkurang sejak Jalinsum di KM 79 ambrol Desa Hatta Kecamatan Bakauehni.

"Kendaraan yang melewati Jalinsum saat ini hanya kendaraan roda empat dan dua yang menuju Bandarlampung dan sekitarnya, sedangkan untuk wilayah lain di Sumatera lebih memilih melewati Jalinpantim," kata dia.

Dia mengatakan, sebelumnya, penghasilan dari warung makan miliknya didominasi oleh pengendara truk angkutan berat yang beristirahat bahkan bermalam di lokasi miliknya, namun saat ini sedikit sekali.

"Penghasilan kami setiap harinya mencapai Rp7,5 juta dalam 24 jam, sekarang ini tidak mencapai separuhnya," kata dia.

Hal serupa dirasakan oleh pemilik warung makan di Kecamatan Bakauheni, Minarsih, mengatakan, saat ini dia mengalami penurunan pendapatan jauh lebih sedikit karena truk yang biasa lewat jalan tersebut sudah tidak ada sama sekali.

Dia menjelaskan, kendaraan truk tersebut saat ini beralih ke jalan lintas pantai timur (Jalinpantim) sedangkan lokasi usahanya berada sebelum titik ambrol dari arah Bakauheni sehingga tidak dilintasi oleh truk-truk tersebut.

"Pelanggan saat ini hanya pengendara mobil pribadi dan roda dua saja padahal penghasilan terbesar biasanya kami dapatan dari para pengendara truk angkutan, bus dan tronton yang melintas," kata dia.

Lain halnya dengan warga di jalur alternatif Kecamatan Ketapang, Suharyono, yang mengatakan pengalihan kendaraan truk di jalur alternatif lewat Jalinpantim berdampak pada meningkatnya pendapatan usaha warungnya.

Dia menyebutkan, yang paling laris yakni jenis makanan dan minuman untuk para pengendara truk muatan berat dan tronton dengan kenaikan pendapatan hingga dua kali lipat dari biasanya.

Berdasarkan pemantauan, di jalan alternatif saat ini banyak sekali para pedagang asongan yang menjajakan dagangannya kepada para sopir truk maupaun bus penumpang sejak terputusnya Jalinsum. (KA*A054/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010