Teheran (ANTARA News) - Pemimpin agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Ahad mengatakan, pengamat nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kurang independen, pada saat 35 anggota badan itu bertemu pekan ini untuk membahas laporan baru tentang program atom Teheran.

Dia menyerukan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) itu untuk mencegah diri dari `dipengaruhi oleh Amerika Serikat.`

Pernyataan itu dia kemukakan dalam pidato kepada para duta besar Teheran di luar negeri.

Khamenei mengatakan bahwa, beberapa tindakan dan laporan-laporan yang dilakukan badan itu baru-baru ini menunjukkan bahwa badan tersebut kurang independen.

IAEA Senin mulai melakukan pembahasan empat hari di Wina, mengenai laporannya paling akhir, yang menyatakan keprihatinan terhadap program nuklir Teheran, dan mengatakan bahwa republik Islam itu `pada saat ini` diduga sedang membuat hulu ledak nuklir.

Laporan juga membenarkan, bahwa Iran telah mulai mengayakan uraniumnya sampai pada level tertinggi, yang secara teori mendekati pada tingkat yang diperlukan untuk pembuatan bom atom.

Pertemuan IAEA terseut dilakukan untuk memuluskan jalan bagi putaran keempat sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB terhadap Iran, karena negara-negara kuat dunia geram terhadap pengayaan uranium pada level tertinggi yang dilakukan Teheran.

Para pejabat Iran, termasuk yang paling berpengaruh, Khamenei, tetap membantah bahwa Teheran sedang membuat bom atom.

Khamenei, dalam pidato yang disiarkan melalui televisi negara, mengatakan, bahwa IAEA bertindak secara sepihak untuk merusak kepercayaan lembaga ini dan PBB.

Menurutnya hal itu sangat buruk bagi reputasi majelis internasional tersebut.

Pada November lalu, IAEA memgecam Iran membangun pabrik pengayaan uranium kedua di dekat kota suci Syiah Qom, yang membuat marah Teheran dan kemudian mengumumkan rencana untuk membangun 10 pabrik pengayaan baru lainnya.

Khamenei menegaskan kembali Ahad, bahwa Iran akan terus dengan program nuklirnya.

"Republik Islam telah beberapa kali berhasil di bidang teknologi nuklir, meskipun terdapat banyak tekanan, dan program itu akan mereka kembangkan sepanjang diperlukan, untuk mencapai kemandirian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi," kata ulama besar itu seperti dikutip AFP.

Dia juga menuduh Amerika Serikat, Inggris dan musuh bebuyutan Israel yang menyebarkan kebohongan mengenai program nuklir Iran.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010