Jakarta (ANTARA News) - HMI meminta partai pendukung Opsi C yang menyatakan pemberian fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) dan penyertaan modal sementara (PMS) bagi Bank Century untuk tetap konsisten dan tidak terpengaruh dengan lobi Partai Demokrat.

"Dari pemetaan yang ada di Paripurna(DPR, red) , jelas sebagian besar menyimpulkan Opsi C. Namun lobi yang dilakukan Demokrat adalah dalam rangka membatalkan Opsi itu. Jadi fraksi pendukung Opsi C jangan sampai melenceng karena ada lobi," kata Ketua HMI Arip Mustopha kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Arip Mustopha menegaskan, sebagian besar elemen organisasi kemahasiswaan termasuk HMI menginginkan ada tiga kriteria dari keputusan DPR yaitu kebijakan bailout sebagai kebijakan yang salah, menyebutkan institusi dan nama pejabat yang bertanggung jawab orang dan adanya rekomendasi yang jelas baik politik dan hukum.

"Kami anggap tiga kriteria itu telah memenuhi rasa keadilan masyarakat," katanya yang sedang berusaha membebaskan rekannya yang ditahan di Mabes Polri terkait aksi demo di depan Gedung DPR.

Ia menjelaskan, adanya lobi yang berlarut-larut membuat mahasiswa yang sedang melakukan aksi demo di depan Gedung DPR menjadi tersulut emosinya dan berusaha untuk masuk ke Gedung DPR.

"Namun kami kemudian membubarkan diri karena memang waktunya sudah melewati pukul 6 sore dan tidak ingin masyarakat terganggu akibat tersendatnya arus lalu lintas," katanya.

Arip menegaskan, jika hasil Paripurna DPR masih jauh dari harapan rakyat maka HMI tetap akan menggelar aksi untuk meminta agar keadilan bisa ditegakkan dan setiap kebijakan Pemerintah yang melanggar aturan harus bisa dibawa ke ranah hukum.

Ia mengungkapkan, pada aksi demo di depan Gedung DPR itu ada dua kader HMI yang mengalami luka-luka sehingga dilarikan ke RS TNI- Angkatan Laut Mintoharjo, yang salah satunya bernama Rais.

Selain itu ia juga mengungkapkan ada seorang kader HMI yang dibawa ke Mabes Polri yaitu Lutan Daulai.

"Dia sebenarnya tidak bersalah karena dia mengejar peserta aksi lain yang ditarik-tarik aparat intelijen. Dia berusaha untuk menyelamatkan akhirnya justru tertangkap," katanya yang masih berada di Mabes Polri.
(B013/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010