Palembang (ANTARA News) - Siswa angkatan pertama Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), Jumat, diwisuda dengan sebanyak 22 orang dinyatakan lulus dari 30 siswa yang mengikuti pendidikan praktis jurnalistik selama sekitar satu bulan.

Wisuda ke-22 siswa SJI Palembang angkatan pertama kelas dasar itu, dilakukan Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, didampingi Ketua Umum PWI Pusat, Margiono, dan jajaran pengelola SJI maupun para instruktur dan pengurus PWI Pusat beserta PWI Cabang Sumsel.

Menurut Kepala Sekolah SJI Palembang, Iman Handiman, sebanyak 22 siswa dinyatakan lulus sesuai hasil evaluasi pembelajaran selama sebulan, dengan tiga siswa lainnya dinyatakan tidak lulus dan lima orang lainnya sejak awal dinyatakan drop out (DO) karena tidak aktif mengikuti kegiatan tersebut.

"Mereka yang tidak lulus selain dinilai berdasarkan kemampuannya, juga melihat kedisiplinan selama belajar di sini," ujar Iman, yang juga Pemred Harian Berita Pagi Palembang.

Margiono berharap, para lulusan SJI Palembang angkatan pertama yang mendapatkan kesempatan menerima kuliah perdana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2010 itu, dapat menjadi wartawan yang profesional dan beretika.

"Kalau sudah profesional dan memiliki etika, pastilah akan mendapatkan penghargaan yang tinggi dan sejahtera sebagai wartawan," kata Margiono.

Dia juga kembali mengingatkan jajaran pers nasional untuk tetap bersikap dan berperilaku mengedepankan kepentingan publik dalam menjalankan tugas jurnalistik sehari-hari.

"Jangan gunakan kebebasan pers demi untuk kebebasan semata, tapi kebebasan itu hendaknya digunakan untuk mengabdi pada kepentingan masyarakat," kata dia.

Ia menegaskan bahwa kemerdekaan pers itu hendaknya dipakai untuk membawa kemaslahatan masyarakat, mendorong pembangunan dan demokrasi, bukan untuk sekadar mencari sensasional sesaat.

Margiono juga mengajak para wartawan, agar selalu mengedepankan kemampuan profesionalisme dan memiliki ketrampilan yang bagus dibarengi dengan etika.

Dia juga menegaskan, pihaknya akan mendorong penerapan ratifikasi perusahaan pers dan standardisasi kesejahteraan, perlindungan, dan kompetensi wartawan oleh media massa di Indonesia.

Direktur Eksekutif SJI, Zulkarimein Nasution, menyatakan bahwa pengalaman mengelola SJI Palembang akan menjadi pelajaran untuk mengembangkan sekolah jurnalisme serupa di sejumlah daerah lain di Indonesia.

"Pengalaman pertama ini selalu mendebarkan, tapi dapat diambil hikmah dan pelajaran untuk mengembangkannya di daerah lain," ujar pakar komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta tersebut.

Alex Noerdin selaku Gubernur Sumsel juga berharap, para lulusan SJI Palembang itu dapat benar-benar menjadi wartawan yang profesional dan beretika, sehingga dalam bertugas tidak hanya bisa memberitakan hal yang jelek-jelek saja tapi juga secara proporsional memberitakan hal yang bagus dan berprestasi di media massa masing-masing.

Dia menegaskan, Pemprov Sumsel akan terus mendukung keberadaan SJI Palembang itu, termasuk menyiapkan dukungan fasilitas yang diperlukan bagi pelaksanaan SJI angkatan selanjutnya yang pada tingkat lanjut dapat menerima siswa wartawan dari daerah lain di Indonesia, dengan tetap diselenggarakan di Palembang.

"Silakan tingkat dasarnya bisa dilaksanakan di daerah lain selain Palembang, tapi untuk tingkat lanjutnya kalau bisa tetap dilaksanakan di sini," demikian Alex Noerdin.
(T.B014/Z002/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010