Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Muhammad Nazar mengkritik penggunaan kata "teroris Aceh" yang disiarkan media massa cetak dan elektronik karena dinilai dapat merusak citra provinsi tersebut.

"Menggunakan kata `teroris Aceh` yang setiap kali diberitakan media massa itu telah merusak citra Aceh sendiri. Apa maksudnya penyebutan `teroris Aceh` itu," katanya di Banda Aceh, Rabu.

Hal itu disampaikan Wagub Muhammad Nazar usai memimpin apel khusus yang dihadiri ribuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) provinsi tersebut.

Ia mengimbau media massa terutama para wartawan yang datang dari luar Aceh dan kurang paham tentang provinsi tersebut agar dalam penggunaan bahasa atau nomenklatur tidak menggunakan sebutan "teroris Aceh".

"Terus terang, kami dan masyarakat Aceh saat ini merasa terganggu dengan kata-kata `teroris Aceh` itu," katanya menegaskan.

Muhammad Nazar menjelaskan bahwa Dayah (Pondok pesantren) di Aceh tidak pernah mengajarkan tentang terorisme. Dayah di Aceh selama ini mendidik perdamaian.

Dia mengemukakan dalam sejarah Aceh tidak pernah ada aksi terorisme maupun bunuh diri meski yang dilawan adalah penjajah Belanda.

"Artinya, jika ada pejuang Aceh yang meninggal dunia dalam pertempuran, itu karena tertembak, bukan bunuh diri seperti yang dipraktekkan paham terorisme," kata dia.

Wagub Muhammad Nazar minta agar ada pengusutan yang tuntas hingga ada penjelasan atas pertanyaan 'mengapa tiba-tiba di Aceh dimanfaatkan untuk pelatihan teroris?'.

"Jadi semuanya itu perlu diusut, apakah ada kaitannya dengan kedatangan Obama atau memang adanya kasus-kasus politik nasional. Semua itu harus ditelusuri oleh Polri," katanya.(A042/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010